Sofis: Alat Manipulasi oleh Politisi Busuk dan Kaum Kapitalis yang Mengikis Demokrasi Global
- Image Creator Grok/Handoko
Retorika Populis dan Manipulasi Informasi
Politik modern kerap menampilkan retorika yang sangat emosional dan mudah dicerna oleh masyarakat. Hal ini terlihat dalam kampanye politik di berbagai negara, di mana politisi menggunakan slogan sederhana dan bahasa yang menggugah untuk menarik simpati rakyat.
Contohnya, kampanye Donald Trump di Amerika Serikat yang menggunakan slogan "Make America Great Again" serta retorika yang menekankan kehadiran "rakyat biasa" yang tertindas oleh elite korup. Walaupun banyak klaimnya sering kali tidak didukung oleh data yang valid, cara penyampaian yang persuasif telah berhasil mengubah lanskap politik di AS.
Begitu pula, di India, Narendra Modi dengan slogan "Sabka Saath, Sabka Vikas" berhasil menarik dukungan melalui retorika nasionalis yang kuat.
Sumber: Pew Research Center (2023)
Peran Media Sosial dalam Penyebaran Retorika
Kemajuan teknologi informasi telah membawa retorika populis ke level yang lebih tinggi. Media sosial seperti Facebook, Twitter, dan Instagram memungkinkan penyebaran pesan politik secara instan dan luas. Algoritma yang mendukung konten emosional sering kali memperkuat pesan-pesan yang mengandung unsur sofisme.
Menurut Reuters Institute Digital News Report (2024), lebih dari 60% pengguna internet di berbagai belahan dunia mengakui bahwa media sosial mempengaruhi pandangan politik mereka, dan banyak yang kesulitan membedakan antara informasi yang valid dengan yang sudah dimanipulasi.
Sumber: Reuters Institute Digital News Report 2024
Kaum Sofis: Alat Politisi dan Kapitalis untuk Mengikis Demokrasi
Retorika yang diadopsi dari ajaran sofisme tidak selalu digunakan untuk tujuan yang positif. Di era modern, banyak politisi dan kelompok kapitalis yang menggunakan strategi retoris ini untuk mencapai agenda mereka, bahkan jika itu berarti mengorbankan kebenaran dan integritas demokrasi.
Manipulasi oleh Politisi Korup