Lempeng Samudera dari Zaman Pangaea kini Terkoyak di Bawah Irak dan Iran
- Instagram/iranomadtours
Malang, WISATA – Menurut sebuah penelitian, sebuah lempeng samudera yang telah lama hilang tenggelam jauh ke dalam mantel, menyeret kerak bumi ke bawah. Namun, lempeng tersebut juga terkoyak di bawah Pegunungan Zagros di Irak saat ia jatuh ke bawah, menghilangkan sebagian beban dari kerak bumi di atasnya.
Proses perobekan ini kemungkinan besar telah terjadi di sisi barat pegunungan, tempat wilayah Kurdistan di Irak berhadapan dengan Turki, demikian temuan penelitian baru. Robekan tersebut kini mengarah ke arah barat laut Iran.
Dinamika ini tidak langsung terlihat jelas di permukaan, namun mengungkap bagaimana mantel dan kerak bumi bekerja sama membentuk topografi bumi, kata para peneliti dalam studi baru yang diterbitkan pada 25 November 2024 di jurnal Solid Earth.
Lempeng samudera dulunya merupakan dasar laut Neotethys – samudra yang terbentuk ketika superbenua Pangaea terpecah menjadi benua utara, Laurasia dan benua selatan, Gondwana sekitar 195 juta tahun yang lalu. Meskipun Neotethys tertutup lebih dari 20 juta tahun yang lalu, kerak samudera yang mendasarinya masih mempengaruhi wilayah pegunungan Zagros, demikian temuan penelitian baru.
“Lempeng ini menarik wilayah tersebut ke bawah dari bawah,” kata penulis studi Renas Koshnaw, peneliti geologi di Universitas Göttingen di Jerman, dalam sebuah pernyataan.
Saat Neotethys tertutup, kerak samudera berada di bawah benua Eurasia. Bagian benua Lempeng Arab, yang menopang Irak dan Arab Saudi saat ini, terseret ke belakang, mengakibatkan tumbukan dengan Eurasia. Tabrakan ini menciptakan gunung-gunung, yang menekan kerak bumi di sekitarnya, sehingga menciptakan depresi.
Gunung-gunung ini terkikis ke dalam depresi ini selama jutaan tahun, sedimennya membentuk dataran Mesopotamia tempat aliran sungai Tigris dan Efrat.