Berpikir seperti Kaisar Romawi: Pelajaran Hidup yang Mengubah Perspektif dari Donald Robertson
- Image Creator/Handoko
Alih-alih bertanya, “Kenapa ini terjadi pada saya?” coba ubah menjadi, “Apa yang bisa saya pelajari dari ini?”
Robertson mengajarkan bahwa setiap tantangan adalah kesempatan untuk tumbuh. Kegagalan bukanlah akhir dari segalanya, melainkan bagian dari proses belajar. Dengan pola pikir ini, kita tidak hanya menjadi lebih tahan banting, tetapi juga lebih bijak dalam menghadapi berbagai situasi.
Selain itu, Robertson juga menekankan pentingnya refleksi harian. Marcus Aurelius sendiri dikenal rajin menulis jurnal pribadinya setiap hari. Dia merenungkan apa yang sudah terjadi, bagaimana dia bereaksi, dan apa yang bisa dia perbaiki keesokan harinya. Refleksi seperti ini membantu kita untuk lebih sadar diri dan terus berkembang.
Mengelola Emosi dengan Bijak, Bukan Menekannya
Sering kali kita menganggap bahwa menjadi kuat berarti menekan emosi. Padahal, menurut Robertson, kekuatan sejati terletak pada kemampuan kita memahami dan mengelola emosi tersebut dengan bijak.
Misalnya, saat marah, bukan berarti kita harus pura-pura tenang. Sebaliknya, kita perlu bertanya pada diri sendiri, “Kenapa saya marah? Apakah ini benar-benar penting? Apakah kemarahan saya membantu menyelesaikan masalah?”
Dengan memahami akar dari emosi tersebut, kita bisa merespons dengan lebih rasional dan tenang. Ini bukan soal menahan emosi, melainkan mengelolanya agar tidak menguasai diri kita.