Dari Yunani Kuno ke Dunia Modern: Jejak Pemikiran Kaum Sofis dalam Kehidupan Kita

Protagoras dan Kaum Sofis
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Kritik terhadap Kaum Sofis
Meski memiliki banyak kontribusi, kaum sofis juga menghadapi kritik tajam. Socrates dan Plato menuduh mereka hanya peduli pada kemenangan argumen tanpa memedulikan kebenaran sejati. Kaum sofis dianggap pragmatis dan cenderung memanfaatkan keterampilan mereka untuk keuntungan pribadi.

Mengapa Hidup yang Tak Direfleksikan Tidak Layak Dijalani? Pelajaran Abadi dari Socrates

Kritik ini tetap relevan di era modern, terutama dalam konteks politik dan media. Manipulasi informasi, penyebaran hoaks, dan penggunaan retorika untuk menyesatkan publik adalah bentuk sofisme yang sering kita temui.

Kaum Sofis dalam Kehidupan Digital
Era digital memberikan konteks baru bagi gagasan kaum sofis. Media sosial, sebagai platform komunikasi utama, sering kali menjadi medan bagi perdebatan dan penyebaran informasi. Prinsip sofisme, seperti penggunaan retorika untuk menarik perhatian, terlihat jelas dalam cara konten dibuat untuk menjadi viral.

Socrates: Filsuf yang Mengubah Dunia dengan Pertanyaan, Bukan Jawaban

Menurut data dari Statista (2023), sekitar 4,9 miliar orang menggunakan media sosial secara aktif, menjadikannya ruang di mana retorika memainkan peran penting. Konten yang menarik emosi, meskipun tidak sepenuhnya faktual, memiliki peluang lebih besar untuk mendapatkan perhatian. Fenomena ini menunjukkan bagaimana prinsip-prinsip kaum sofis tetap hidup dalam dunia modern.

Kaum sofis mungkin telah hidup ribuan tahun yang lalu, tetapi pemikiran mereka masih relevan hingga hari ini. Dari relativisme kebenaran hingga seni retorika, warisan kaum sofis terus memengaruhi berbagai aspek kehidupan modern, termasuk politik, pendidikan, dan media digital. Meski banyak kritik yang mereka hadapi, kontribusi mereka dalam membentuk cara kita berpikir dan berkomunikasi tidak dapat disangkal.

Era Kaum Sofis Baru: Ketika Retorika Mengalahkan Kebenaran di Dunia Politik