Mengapa Menilai Orang Lain Bisa Menghancurkan Hidup Anda: Pelajaran Berharga dari Tolstoy
- Image Creator/Handoko
Satu hal yang perlu kita ingat adalah bahwa menilai orang lain seringkali berakar dari ketidaktahuan dan ketidakmampuan kita untuk memahami sepenuhnya situasi yang ada. Hasilnya? Kita seringkali jatuh pada kesalahpahaman yang bisa berdampak negatif, baik bagi diri kita sendiri maupun orang lain.
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Harvard University, ditemukan bahwa orang yang terlalu sering menilai orang lain cenderung memiliki tingkat kecemasan yang lebih tinggi dan merasa lebih terisolasi secara sosial. Selain itu, kebiasaan ini juga dapat memicu perasaan tidak puas dengan diri sendiri. Ketika kita terus-menerus menilai orang lain, kita mulai terfokus pada kekurangan mereka, bukan pada kualitas positif mereka.
Fenomena ini dikenal dengan nama "negativity bias," di mana otak kita lebih cenderung untuk melihat sisi buruk daripada kebaikan. Dengan kata lain, semakin sering kita menilai orang lain, semakin kita memfokuskan perhatian kita pada kelemahan dan kekurangan mereka, bukannya menerima mereka apa adanya.
Menilai Orang Lain vs Menerima Mereka Apa Adanya
Menghentikan kebiasaan menilai orang lain bukan berarti kita harus menerima segala hal yang buruk atau tidak pantas. Menilai tidak sama dengan evaluasi yang konstruktif atau mengambil keputusan berdasarkan tindakan seseorang. Namun, Tolstoy lebih menekankan pada pendekatan untuk tidak terburu-buru menghakimi orang hanya berdasarkan apa yang kita lihat di permukaan.
Alih-alih menilai, Tolstoy mendorong kita untuk mencoba memahami. Dengan kata lain, kita harus berusaha untuk melihat dunia dari perspektif orang lain. Ketika kita berempati dan tidak terburu-buru menghakimi, kita akan menemukan bahwa orang-orang yang kita temui dalam hidup ini memiliki cerita dan latar belakang yang sangat beragam. Ini akan membantu kita menjadi lebih bijaksana, sabar, dan lebih terbuka terhadap perbedaan.
Keuntungan Tidak Menilai Orang Lain