Telah Ditemukan Bayi Mammoth Berusia 50.000 Tahun di Siberia, Rusia, Ilmuwan lakukan Ekstraksi DNA
- archaeologymag.com
Malang, WISATA – Para peneliti di Siberia, Rusia, telah mengungkap sisa-sisa bayi mammoth berusia 50.000 tahun yang ditemukan saat lapisan tanah beku yang mencair dan menyebutnya sebagai tubuh mammoth paling terawat yang pernah ditemukan.
Yana, seekor mammoth betina yang diperkirakan mati saat berusia lebih dari satu tahun, ditemukan pada bulan Juni di kawah Batagaika, kawah permafrost terbesar di dunia. Dengan tinggi 120 cm dan berat lebih dari 100 kilogram, tubuh Yana sangat terawat baik, dengan kepala, badan, telinga dan mulutnya utuh, hal yang langka dalam penemuan mammoth. Maxim Cherpasov, kepala Laboratorium Museum Mammoth Lazarev di Universitas Federal Timur Laut (NEFU), menggambarkan pengawetan Yana sebagai 'luar biasa,' menambahkan bahwa kepalanya tetap terawat dengan sangat baik, meskipun beberapa bagian tubuhnya, seperti tungkai depan, telah dirusak.
Penemuan ini dilakukan oleh penduduk setempat yang setelah melihat sebagian tubuh mammoth mencair dari dinding permafrost, berinisiatif untuk mengeluarkan sisa-sisanya. Penduduk setempat menggunakan peralatan darurat untuk mengangkat mammoth ke tempat yang aman.
Sisa-sisa Yana ditemukan di kawah Batagaika, yang merupakan lokasi beberapa penemuan prasejarah yang signifikan. Tahun lalu, para peneliti menemukan sisa-sisa serigala berusia 44.000 tahun, dan pada tahun 2020, bagian dari mumi kucing bertaring pedang berusia 32.000 tahun ditemukan. Penemuan ini mengungkap keanekaragaman hayati dan ekosistem pada zaman Pleistosen, masa ketika mammoth menjelajahi bumi.
Pencairan lapisan tanah beku yang terus berlanjut akibat perubahan iklim semakin mengekspos fosil-fosil purba ini. Seperti yang ditunjukkan Cherpasov, "Meskipun tungkai depan telah dimakan, kepalanya masih terawetkan dengan sangat baik."
Sisa-sisa Yana kini tengah dipelajari di NEFU di Yakutsk, tempat para ilmuwan tengah melakukan pengujian untuk memastikan usia pasti mammoth tersebut dan menganalisis ciri-ciri biologisnya. Para peneliti khususnya tertarik menggunakan teknik-teknik modern untuk mengekstraksi DNA dari sisa-sisa Yana dan menganalisis lingkungan purba tempat ia tinggal.
Kawah Batagaika, yang kedalamannya sekitar satu kilometer, telah menjadi titik fokus bagi para ahli paleontologi karena terus-menerus ditemukannya sisa-sisa purba. Penemuan Yana, sebagai salah satu dari tujuh bangkai bayi mamut yang terawetkan dengan baik yang ditemukan di seluruh dunia, diharapkan dapat memperdalam pemahaman kita tentang makhluk agung ini dan hubungan mereka dengan lingkungan yang terus berubah.