Pericles: Pemimpin Demokrasi Athena yang Membentuk Sejarah dan Warisannya di Tengah Konflik Politik
- Image Creator/Handoko
Ketegangan antara Athena dan Sparta akhirnya memuncak menjadi Perang Peloponnesos pada tahun 431 SM. Pericles memimpin Athena pada tahun-tahun awal perang ini dengan strategi bertahan. Ia menyarankan warga Athena untuk berlindung di dalam tembok kota sementara angkatan laut Athena menyerang wilayah musuh.
Namun, strategi ini membawa konsekuensi yang tidak terduga. Kepadatan populasi di dalam tembok Athena menyebabkan wabah penyakit yang mematikan. Wabah ini, yang disebut sebagai "Wabah Athena," merenggut banyak nyawa, termasuk Pericles sendiri pada tahun 429 SM, hanya dua tahun setelah perang dimulai.
Warisan Pericles
Kematian Pericles meninggalkan kekosongan kepemimpinan yang sulit diisi. Tanpanya, Athena mengalami kekalahan dalam Perang Peloponnesos dan kehilangan statusnya sebagai kekuatan utama di Yunani. Namun, warisan Pericles tetap hidup dalam berbagai aspek kehidupan modern.
Konsep demokrasi yang diperjuangkannya menjadi dasar bagi sistem pemerintahan di banyak negara saat ini. Sementara itu, pencapaian budayanya, seperti Parthenon, masih menjadi simbol keindahan seni dan arsitektur Yunani.
Kebijaksanaan dan visi Pericles juga terus menjadi sumber inspirasi bagi pemimpin-pemimpin dunia. Ia menunjukkan bahwa seorang pemimpin tidak hanya harus memiliki kekuatan militer tetapi juga kemampuan untuk membangun masyarakat yang inklusif dan mendukung perkembangan seni dan ilmu pengetahuan.
Pericles dalam Sejarah