**Metode Socrates: Rahasia di Balik Cara Berpikir Kritis dan Fleksibel** Metode Socrates, yang telah bertahan selama
- Image Creator Bing/Handoko
Socrates meminta pemuda tersebut untuk mengisi kolom "Ketidakadilan" dengan contoh-contoh perbuatan tidak adil, seperti mencuri. Namun, Socrates kemudian bertanya apakah seorang jenderal yang berbohong kepada musuh demi melindungi negaranya termasuk perbuatan tidak adil. Setelah diskusi, mereka sepakat bahwa contoh tersebut dapat dimasukkan ke dalam kolom "Keadilan."
Proses ini menantang pandangan konvensional dan memaksa seseorang untuk melihat situasi dari berbagai sudut pandang. Latihan seperti ini melatih fleksibilitas kognitif, kemampuan yang sangat penting dalam kehidupan modern, terutama untuk menghadapi situasi yang penuh dengan ambiguitas dan kontradiksi.
Prinsip Utama dalam Metode Socrates
1. Pertanyaan yang Menggali
Inti dari Metode Socrates adalah kemampuan untuk mengajukan pertanyaan yang tidak hanya memancing jawaban, tetapi juga menantang asumsi mendasar. Pertanyaan seperti “Apa itu keadilan?” atau “Apakah keberanian selalu baik?” sering kali menjadi pembuka diskusi.
2. Dialektika
Socrates menggunakan pendekatan dialektika, yaitu proses dialog yang melibatkan kontradiksi untuk mencapai pemahaman yang lebih tinggi. Proses ini membantu menggali kebenaran dengan cara menguji dan menolak argumen yang lemah.
3. Kesadaran Diri
Socrates percaya bahwa kebijaksanaan dimulai dengan pengakuan akan ketidaktahuan diri sendiri. Ia sering berkata, “Saya tahu bahwa saya tidak tahu.” Sikap ini membuka ruang bagi pembelajaran dan eksplorasi yang lebih dalam.
4. Konteks dan Fleksibilitas
Salah satu kekuatan Metode Socrates adalah kemampuannya untuk menyesuaikan konsep dengan situasi tertentu. Hal ini membantu menghindari tunnel vision atau pandangan sempit yang hanya fokus pada satu sudut pandang.