Menyingkap Pemikiran Aristoteles dalam Karya-Karya Filsuf Muslim
- Image Creator Bing/Handoko
Dalam metafisika, Ibnu Sina memperkenalkan konsep wajibul wujud (keberadaan yang niscaya), yang menggambarkan Tuhan sebagai penyebab utama dari segala sesuatu. Konsep ini merupakan pengembangan dari gagasan Aristoteles tentang "penggerak tak bergerak" (unmoved mover).
Selain filsafat, Ibnu Sina juga memanfaatkan metode empiris Aristoteles dalam ilmu kedokteran. Dalam karyanya Al-Qanun Fi At-Tibb (Kanun Kedokteran), ia menciptakan sistem pengobatan yang menjadi rujukan di dunia Timur dan Barat selama berabad-abad.
Ibnu Rusyd: Penjaga Warisan Aristoteles
Ibnu Rusyd (1126–1198 M), atau Averroes, adalah filsuf Muslim yang dikenal sebagai penafsir utama Aristoteles. Ia menulis komentar-komentar ekstensif tentang hampir semua karya Aristoteles, memberikan pemahaman yang lebih dalam dan jelas.
Dalam karyanya Tahafut At-Tahafut (Kerancuan Kerancuan), Ibnu Rusyd membela Aristoteles dari kritik yang dilontarkan oleh Al-Ghazali dalam Tahafut Al-Falasifah. Ia menegaskan bahwa filsafat dan agama tidak saling bertentangan, melainkan saling melengkapi.
Ibnu Rusyd juga memanfaatkan logika Aristoteles untuk membahas masalah hukum Islam, menunjukkan bahwa filsafat dapat digunakan untuk mendukung interpretasi agama secara rasional.
Pengaruh Pemikiran Aristoteles terhadap Tradisi Islam dan Barat