Stoikisme Modern: Rahasia Filosofi Hidup Tenang di Era Penuh Tantangan

Stoicisme Modern
Sumber :
  • Image Creator Bing/Handoko

Jakarta, WISATA - Di tengah hiruk-pikuk dunia modern yang dipenuhi distraksi digital, tekanan sosial, dan kecemasan global, filosofi kuno Stoikisme mendapatkan kebangkitan yang tak terduga. Para filsuf kontemporer seperti Massimo Pigliucci dan Donald Robertson telah membawa ajaran Marcus Aurelius, Epictetus, dan Seneca ke panggung modern, memberikan panduan praktis untuk hidup dengan tenang, bahkan di masa yang penuh ketidakpastian.

William B. Irvine: Panduan Menuju Kebahagiaan Sejati dengan Stoikisme di Era Modern

Kebangkitan Stoikisme di Era Modern

Stoikisme, yang berasal dari Yunani kuno pada abad ke-3 SM, awalnya dianggap sebagai filosofi hidup sederhana dan kebijaksanaan praktis. Namun, di era modern, ajaran ini menemukan relevansi baru, terutama sebagai respons terhadap dunia yang semakin cepat dan kompleks.

Ryan Holiday: Stoikisme Kuno yang Menjawab Tantangan Dunia Modern

Massimo Pigliucci, seorang profesor filsafat di City College of New York, dan Donald Robertson, seorang psikoterapis berbasis di London, adalah dua tokoh yang telah memainkan peran besar dalam memperkenalkan Stoikisme kepada generasi milenial dan Gen Z. Mereka menyoroti bagaimana ajaran ini dapat membantu orang menghadapi kecemasan, membangun ketahanan mental, dan menjalani hidup dengan lebih bermakna.

Massimo Pigliucci: Filsafat Stoik untuk Dunia Modern

Siapa Zeno dari Citium? Filosofi Stoicisme yang Menjadi Warisan Dunia

Massimo Pigliucci, melalui bukunya How to Be a Stoic, menguraikan Stoikisme sebagai panduan hidup yang praktis. Buku ini menggambarkan bagaimana prinsip-prinsip Stoikisme dapat diterapkan untuk mengelola emosi, menghadapi tantangan, dan menemukan kebahagiaan sejati.

Pigliucci menekankan tiga aspek penting Stoikisme:

  1. Dikotomi Kendali
    Hanya fokus pada hal-hal yang dapat kita kendalikan, seperti tindakan, pikiran, dan keputusan kita. Segala sesuatu di luar kendali, seperti opini orang lain atau peristiwa eksternal, harus diterima dengan lapang dada.
  2. Praktik Harian
    Pigliucci merekomendasikan latihan harian, seperti merefleksikan peristiwa yang terjadi dan mengembangkan rasa syukur.
  3. Kebijaksanaan Hidup
    Menurut Pigliucci, Stoikisme mengajarkan kita untuk mengejar kebajikan (virtue) sebagai tujuan utama hidup, bukan harta atau kekuasaan.

Donald Robertson: Stoikisme sebagai Terapi Kehidupan

Donald Robertson, seorang ahli terapi kognitif, memadukan Stoikisme dengan psikologi modern dalam bukunya How to Think Like a Roman Emperor. Buku ini menggali ajaran Marcus Aurelius dan bagaimana filosofi ini dapat diterapkan untuk mengatasi tantangan emosional dan psikologis.

Robertson menyoroti hubungan erat antara Stoikisme dan terapi kognitif. Keduanya mengajarkan pentingnya mengubah cara berpikir untuk mengatasi emosi negatif. Beberapa konsep utama dari pendekatan Robertson meliputi:

  1. Reframing
    Mengubah perspektif terhadap situasi untuk melihatnya sebagai peluang belajar, bukan ancaman.
  2. Latihan Kesadaran
    Mengembangkan kesadaran akan pikiran dan emosi untuk mengelola stres secara efektif.
  3. Visualisasi Negatif
    Membayangkan kemungkinan terburuk untuk mengurangi rasa takut akan hal-hal yang tidak pasti.

Mengapa Stoikisme Menarik Bagi Generasi Modern?

Generasi modern menghadapi tantangan unik, seperti:

  • Distraksi Teknologi: Media sosial dan perangkat digital menciptakan lingkungan yang penuh gangguan.
  • Tekanan Sosial: Ekspektasi masyarakat sering kali membebani individu.
  • Ketidakpastian Global: Perubahan iklim, pandemi, dan ketegangan geopolitik meningkatkan rasa cemas.

Stoikisme menawarkan solusi praktis untuk semua ini, memberikan panduan tentang cara hidup yang lebih tenang dan terkendali.

Kritik terhadap Stoikisme Modern

Meski Stoikisme modern mendapatkan banyak pengikut, beberapa kritik menyebut bahwa pendekatannya terlalu disederhanakan. Para puritan Stoik berpendapat bahwa filsafat ini telah kehilangan kedalaman spiritualnya ketika diterapkan secara praktis dalam buku-buku populer.

Namun, Pigliucci dan Robertson berargumen bahwa adaptasi Stoikisme untuk dunia modern tidak hanya perlu, tetapi juga membawa manfaat nyata bagi banyak orang.

Stoikisme sebagai Panduan Hidup Sejati

Massimo Pigliucci dan Donald Robertson telah berhasil menghidupkan kembali ajaran kuno Stoikisme untuk menghadapi tantangan dunia modern. Filosofi ini bukan hanya sebuah ajaran kuno, tetapi panduan praktis untuk menjalani hidup dengan kebijaksanaan, kedamaian, dan keberanian.

Bagi siapa pun yang mencari cara untuk hidup lebih baik di era modern, Stoikisme menawarkan jawaban yang relevan dan bermakna.