Mengapa Umat Islam Masih Enggan Memahami Sejarah dan Peradabannya Sendiri? Ini Penyebabnya

Bayt al-Hikmah
Sumber :
  • Image Creator Bing/Handoko

Jakarta, WISATA - Meski Islam memiliki sejarah peradaban yang kaya dan berpengaruh besar terhadap dunia, minat literasi masyarakat Muslim terhadap sejarah dan peradaban Islam masih tergolong rendah. Dalam berbagai survei dan penelitian, minat untuk mempelajari aspek-aspek penting seperti kontribusi Islam terhadap ilmu pengetahuan, kekhalifahan, hingga tokoh-tokoh ilmuwan Muslim, tidak sebanding dengan potensi besar yang dimiliki.

Bayt al-Hikmah: Pusat Ilmu Pengetahuan Islam yang Menyelamatkan Peradaban Yunani

Pertanyaan yang sering muncul adalah: Mengapa masyarakat Islam tampak enggan menggali dan memahami warisan intelektualnya sendiri? Artikel ini akan membahas beberapa alasan di balik rendahnya minat literasi terhadap sejarah dan peradaban Islam, serta pentingnya menghidupkan kembali semangat belajar untuk masa depan umat.

1. Pendidikan Formal yang Kurang Menekankan Sejarah Islam

Tidak pada Uang, Tapi pada Jiwa yang Murni, Cara Socrates Menemukan Kebahagiaan

Salah satu penyebab utama adalah sistem pendidikan formal yang kurang menekankan pentingnya sejarah dan peradaban Islam. Di banyak negara mayoritas Muslim, pelajaran sejarah Islam terbatas pada pengajaran dasar tanpa memberikan penjelasan yang mendalam tentang kontribusi peradaban Islam terhadap dunia.

Fokus pendidikan lebih sering diarahkan pada hal-hal praktis yang dianggap lebih relevan dengan kebutuhan modern. Akibatnya, generasi muda Muslim sering kali tumbuh tanpa pemahaman yang kuat mengenai bagaimana tokoh-tokoh Muslim seperti Ibnu Sina, Al-Khwarizmi, atau Al-Farabi membentuk ilmu pengetahuan modern.

Epikuros: Kebahagiaan tidak terletak pada Hal-hal Eksternal tetapi pada …

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh UNESCO pada tahun 2020, hanya 25% sekolah di negara-negara mayoritas Muslim yang menawarkan kurikulum sejarah Islam yang komprehensif. Sebagian besar materi sejarah yang diajarkan justru lebih menekankan pada sejarah kontemporer atau nasional, bukan warisan global Islam.

2. Pengaruh Budaya Populer dan Konsumerisme

Halaman Selanjutnya
img_title