Stoicisme: Jawaban Filosofis atas Kecemasan Modern dan Tekanan Sosial

Penyimpangan Gaya Hidup Generasi Millenial Hingga Gen Z
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Jakarta, WISATA - Kehidupan modern penuh dengan tantangan yang membuat banyak orang merasa cemas dan tertekan. Mulai dari tekanan sosial untuk tampil sempurna di media sosial, hingga tuntutan untuk terus produktif dan berhasil, tekanan ini bisa memicu berbagai masalah mental seperti kecemasan dan depresi. Namun, di balik gemerlap kehidupan modern, banyak orang mulai beralih ke Stoicisme sebagai jalan untuk menemukan kedamaian batin dan keseimbangan hidup.

Wisata JOMO dan Stoikisme: Solusi Melawan Stres Dunia Digital

Stoikisme dan Kecemasan Modern

Salah satu prinsip dasar Stoikisme adalah dikotomi kontrol, yang mengajarkan kita untuk membedakan antara hal-hal yang dapat kita kendalikan dan hal-hal yang tidak bisa kita kendalikan. Di era modern, banyak kecemasan muncul dari hal-hal yang sebenarnya berada di luar kendali kita, seperti opini orang lain, kesuksesan karier, atau pencapaian materi. Stoikisme mengajarkan bahwa kita hanya perlu fokus pada apa yang bisa kita ubah, yaitu sikap dan reaksi kita terhadap situasi.

Ketika Alam Mengajarkan Stoikisme: Filosofi di Balik Wisata JOMO

Epictetus, seorang filsuf Stoik, menekankan bahwa sumber penderitaan kita sering kali berasal dari keinginan untuk mengendalikan hal-hal yang tidak bisa kita ubah. Dengan mengikuti ajaran ini, kita bisa mengurangi kecemasan yang disebabkan oleh ekspektasi yang tidak realistis dan mengarahkan energi kita ke hal-hal yang lebih bermakna.

Stoikisme dan Tekanan Sosial

10 Kutipan Brilian Seneca: Inspirasi Stoikisme untuk Kehidupan Modern

Tekanan sosial di zaman modern, terutama yang muncul dari media sosial, menciptakan lingkungan yang mendorong kita untuk selalu membandingkan diri dengan orang lain. Kita sering kali merasa perlu untuk tampil sempurna, memiliki pencapaian besar, atau hidup dengan standar tertentu yang dipaksakan oleh masyarakat.

Namun, Stoikisme menawarkan cara untuk membebaskan diri dari tekanan ini. Marcus Aurelius, dalam catatannya, sering kali menekankan pentingnya hidup sesuai dengan nilai-nilai yang kita pegang, bukan apa yang dianggap penting oleh masyarakat. Dengan memfokuskan perhatian pada apa yang benar-benar berarti bagi diri sendiri, kita bisa membebaskan diri dari tekanan untuk selalu memenuhi harapan orang lain.

Halaman Selanjutnya
img_title