Mengapa Socrates Mengatakan Hidup yang Tidak Diuji Tak Layak Dijalani? Relevankah di Era Modern?rn

Socrates di tengah Warga Athena (ilustrasi)
Sumber :
  • Handoko/Istimewa

Malang, WISATA - Socrates, seorang filsuf Yunani Kuno, pernah menyatakan sebuah prinsip yang kini menjadi salah satu kutipan paling terkenal dalam dunia filsafat: "Hidup yang tidak diuji tidak layak dijalani." Meski pernyataan ini berasal dari abad ke-5 SM, relevansinya terus bertahan hingga saat ini. Di era modern yang penuh dengan teknologi, hiruk-pikuk rutinitas, dan tuntutan sosial, apa yang sebenarnya ingin disampaikan oleh Socrates melalui pemikiran ini? Dan bagaimana kita dapat menerapkan ajarannya dalam kehidupan yang semakin kompleks?

JOMO: Tren Wisata Baru yang Menggabungkan Ketenangan Stoikisme dan Harmoni Etnaprana

Makna 'Hidup yang Tidak Diuji'

Ungkapan "hidup yang tidak diuji" (unexamined life) menurut Socrates merujuk pada kehidupan yang tidak melibatkan introspeksi atau refleksi diri. Socrates percaya bahwa setiap individu harus secara aktif mengevaluasi tindakan, pilihan, dan tujuan hidupnya untuk mencapai makna yang lebih dalam. Bagi Socrates, kehidupan yang dijalani tanpa refleksi atau pertanyaan kritis tidaklah benar-benar hidup, melainkan sekadar eksistensi yang hampa.

Rahasia di Balik Popularitas JOMO: Kombinasi Stoikisme dan Tradisi Etnaprana

Menurut filsuf ini, proses pengujian hidup berarti mempertanyakan dan merenungkan siapa diri kita, mengapa kita melakukan apa yang kita lakukan, dan apakah kita benar-benar memahami nilai dan tujuan kita. Hidup yang diuji adalah hidup yang penuh kesadaran dan memiliki dasar yang kuat, di mana seseorang tidak hanya sekadar bertindak atas kebiasaan atau dorongan sosial, tetapi benar-benar memahami dirinya sendiri dan dunia di sekitarnya.

Mengapa Ajaran Ini Penting dalam Kehidupan Modern?

"Hidup yang Tidak Dikaji Tidak Layak Dijalani" – Plato dan Panggilan untuk Merefleksikan Kehidupan

Di era modern, di mana banyak dari kita hidup dalam kesibukan sehari-hari yang seolah-olah tak berujung, ajaran Socrates ini menjadi semakin relevan. Tekanan untuk terus produktif, mencapai keberhasilan materi, dan mengikuti tren media sosial sering kali membuat kita lupa untuk berhenti sejenak dan merenung. Apakah semua yang kita lakukan benar-benar berharga? Apakah kita benar-benar tahu mengapa kita memilih jalan hidup ini?

Dalam masyarakat saat ini, seringkali kita mengejar hal-hal yang dianggap penting oleh dunia luar, seperti kekayaan, status, atau popularitas, tanpa pernah bertanya apakah hal-hal tersebut benar-benar sejalan dengan nilai dan tujuan pribadi kita. Ajaran Socrates mengingatkan kita untuk terus mengevaluasi hidup kita dan tidak terjebak dalam pola pikir konsumtif yang mungkin tak sesuai dengan apa yang kita inginkan dalam hidup.

Halaman Selanjutnya
img_title