Antara Cinta dan Kematian: Pencerahan Filosofis dalam 'Symposium' dan 'Phaedo' Karya Plato

Plato (ilustrasi)
Sumber :
  • Image Creator bing/Handoko

Jakarta, WISATA - Plato, filsuf besar dari Yunani kuno, dikenal karena dialog-dialognya yang mendalam dan berpengaruh. Dua karya terkenalnya, Symposium dan Phaedo, mengeksplorasi dua aspek fundamental dari pengalaman manusia: cinta dan kematian. Karya-karya ini tidak hanya memberikan wawasan filosofis yang mendalam, tetapi juga menggugah pemikiran dan refleksi yang relevan hingga hari ini. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi bagaimana Symposium dan Phaedo menawarkan pencerahan filosofis tentang cinta dan kematian, serta mengapa gagasan-gagasan ini tetap penting dalam diskusi filosofis modern.

Revolusi Klasik – Socrates, Plato, dan Aristoteles

'Symposium': Cinta sebagai Pencarian Kebenaran

Symposium adalah dialog yang menggali berbagai pandangan tentang cinta (eros). Ditulis dalam bentuk percakapan di sebuah simposium atau pesta, dialog ini menghadirkan pandangan berbagai tokoh tentang sifat dan tujuan cinta. Melalui percakapan ini, Plato mengeksplorasi bagaimana cinta berperan dalam kehidupan manusia dan bagaimana ia dapat mempengaruhi pencarian kebenaran dan kebahagiaan.

Socrates: "Cinta adalah Seni yang Harus Dilatih, Bukan Sekadar Anugerah Semata"

Salah satu kontribusi paling terkenal dari Symposium adalah teori cinta yang diajukan oleh Socrates melalui kutipan dari Diotima, seorang wanita filsuf. Menurut Diotima, cinta bukan hanya sekadar keinginan atau hasrat fisik, tetapi juga merupakan dorongan untuk mencari kebenaran dan kebijaksanaan. Dalam pandangannya, cinta dimulai dengan ketertarikan fisik, tetapi dapat berkembang menjadi pencarian intelektual dan spiritual. Cinta, dalam pengertian ini, menjadi jalan untuk mencapai bentuk-bentuk yang lebih tinggi dari kecantikan dan kebaikan.

Diotima mengajukan gagasan bahwa cinta adalah kekuatan pendorong yang memotivasi manusia untuk mengejar pengetahuan dan kebijaksanaan. Melalui cinta, individu tidak hanya mencari kepuasan diri, tetapi juga berusaha untuk memahami dan menghubungkan diri dengan sesuatu yang lebih tinggi dan lebih abadi. Dengan demikian, Symposium memberikan perspektif tentang bagaimana cinta berfungsi sebagai jembatan antara pengalaman fisik dan pencarian spiritual.

Friedrich Nietzsche: "Pemimpin Sejati Adalah Mereka yang Mampu Menginspirasi Perubahan, Bukan Status Quo"

'Phaedo': Kematian dan Keabadian Jiwa

Sementara Symposium membahas cinta, Phaedo fokus pada topik kematian dan keberadaan jiwa setelah kematian. Dialog ini berlangsung pada hari terakhir kehidupan Socrates, menjelang eksekusinya. Dalam percakapan ini, Socrates menjelaskan pandangannya tentang kematian, jiwa, dan kehidupan setelah mati kepada murid-muridnya.

Halaman Selanjutnya
img_title