Mengapa Socrates Memilih Mati? Keputusan Terakhir yang Menggemparkan Dunia Filsafat
- Image Creator/Handoko
3. Pandangan tentang Kematian
Socrates memiliki pandangan yang berbeda tentang kematian dibandingkan kebanyakan orang pada masanya. Dalam dialog Apologia yang dicatat oleh Plato, Socrates menyatakan bahwa ia tidak takut pada kematian karena ia tidak tahu apa yang akan terjadi setelahnya. Baginya, kematian mungkin merupakan tidur yang abadi, atau mungkin merupakan perjalanan menuju dunia lain di mana ia bisa bertemu dengan jiwa-jiwa yang bijaksana.
Bagi Socrates, kematian bukanlah sesuatu yang harus ditakuti, tetapi sebuah transisi alami dalam kehidupan. Ia percaya bahwa jiwa adalah abadi, dan bahwa kematian hanya akan membebaskannya dari tubuh dan memberikannya kesempatan untuk mencapai kebijaksanaan yang lebih tinggi.
Proses Eksekusi
Setelah vonis dijatuhkan, Socrates diberi kesempatan untuk melarikan diri oleh teman-teman dan murid-muridnya. Namun, ia menolak tawaran ini. Dalam dialog Crito, Socrates menjelaskan kepada temannya Crito bahwa melarikan diri akan bertentangan dengan prinsip-prinsip keadilan yang ia pegang. Ia lebih memilih untuk menerima hukuman daripada hidup dalam ketidakadilan.
Akhirnya, Socrates dijatuhi hukuman mati dengan meminum racun hemlock. Menurut kesaksian Plato dalam dialog Phaedo, Socrates menerima hukuman itu dengan tenang. Ia bahkan menghabiskan waktu terakhirnya berdiskusi tentang keabadian jiwa dengan murid-muridnya sebelum meminum racun tersebut. Kematiannya menjadi contoh yang abadi tentang keberanian dalam menghadapi kebenaran dan konsekuensi dari keyakinan yang teguh.
Warisan Socrates