Mengapa Socrates Memilih Mati? Keputusan Terakhir yang Menggemparkan Dunia Filsafat
- Image Creator/Handoko
Keputusan Socrates untuk menerima hukuman mati daripada melarikan diri atau bernegosiasi dengan pihak berwenang merupakan salah satu tindakan paling berani dalam sejarah filsafat. Ada beberapa alasan mengapa Socrates mengambil keputusan ini, yang semuanya mencerminkan keyakinan mendalamnya tentang moralitas, keadilan, dan tujuan hidup.
1. Kesetiaan pada Prinsip
Socrates adalah seorang filsuf yang hidup sesuai dengan ajarannya. Baginya, mengubah prinsip-prinsipnya demi menghindari hukuman mati adalah sebuah penghinaan terhadap pencarian kebenaran. Ia percaya bahwa seseorang harus menjalani hidup dengan integritas moral, dan melanggar keyakinannya sendiri untuk menyelamatkan diri akan berarti mengkhianati seluruh ajarannya.
Socrates berpendapat bahwa lebih baik mati dalam kebenaran daripada hidup dalam kepalsuan. Ia melihat bahwa ketakutan terhadap kematian tidak boleh mempengaruhi tindakan seseorang, terutama jika tindakan tersebut bertentangan dengan prinsip-prinsip moral dan etika yang diyakininya.
2. Kepercayaan pada Hukum dan Keadilan
Meskipun ia tidak setuju dengan keputusan pengadilan, Socrates menghormati hukum dan sistem keadilan yang ada di Athena. Ia percaya bahwa melarikan diri dari hukuman adalah tindakan yang tidak adil, karena hal itu akan merusak fondasi dari masyarakat yang berdasarkan hukum. Socrates yakin bahwa seorang warga negara yang baik harus menerima konsekuensi dari tindakan dan keyakinannya, bahkan jika hukum tersebut keliru dalam penilaiannya.
Ini menunjukkan komitmen Socrates terhadap konsep keadilan yang lebih besar daripada keadilan pribadi. Baginya, menerima hukuman mati adalah bentuk penghormatan terhadap hukum dan ketertiban, meskipun ia secara pribadi tidak sependapat dengan putusan tersebut.