Yuk Kenalan dengan 3 Srikandi Ahli Pustaka Indonesia di Hari Pustakawan Nasional 7 Juli 2024

Perpustakaan
Sumber :
  • IG/lauragraziano.writer

Jakarta, WISATA – Hari Pustakawan Nasional yang jatuh setiap 7 Juli menjadi peringatan penting mengenang jasa para pustakawan Nasional. Para pustakawan tersebut berkontribusi lebih untuk Indonesia dengan menjadi penyedia layananan kepustakaan. 

LUMAJANG: Mengenal Aplikasi Srikandi, Aplikasi Inovatif untuk Meningkatkan Pelayanan Publik

Di Indonesia, rata rata masyarakat yang berprofesi sebagai pustakawan datang dari kalangan pria. Namun, tidak menutup kemungkinan juga ada kalanya wanita menjalani profesi sebagai pelayan perpustakaan

Berikut adalah tiga Srikandi Indonesia yang berperan dalam pertumbuhan minat baca di Indonesia, 

5 Cara Memupuk Hobi Membaca Buku Pada Anak

1. Lily K.Somadikarta, Ketua Jurusan pertama, Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Sastra Universitas Indonesia (JIP-FSUI). Bagi Anda yang menjalani keprofesian sebagai Pustakawan di salah satu perpustakaan, tentunya tidak asing lagi dengan Lily K.Somadikarta. Dia merupakan tokoh pustakawan perempuan yang menjabat sebagai Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan (JIP-FSUI). 

Pada tahun 1960an, Lily sudah menjalani profesi mulianya sebagai pustakawan di salah satu Perpustakaan Negara Semarang. Kemudian, melanjutkan profesinya itu sebagai Kepala Perpustakaan Fakultas Pertanian, Universitas Indonesia, Bogor. 

Cegah Pikun dengan Hobi Membaca, Simak tips dan triknya

2. Luwarsih Pringgoadisurjo, Direktur Kedua Pusat Dokumentasi dan Informasi Nasional LIPI (PDIN-LIPI), Luwarsih Pringgoadisurjo merupakan Srikandi Indonesia yang bergerak di bidang Kepustakaan Nasional. Selain menjadi Pustakawan Nasional, dia juga mendirikan Himpunan Pustakawan Chusus Indonesia (HPCI) di tahun 1969.

Dalam himpunannya yang didirikan pada tahun tersebut, sekitar lima bulan setelahnya dia menjabat sebagai wakil ketua umumnya. Luwarsi Pringgoadisurjo merupakan adik kandung pelopor industri penerbangan Indonesia yang meninggal pada tahun 1965. 

Setelah lulus dari Jurusan Sastra UI, kemudian dia mendapatkan beasiswa di George Peabody College, Amerika Serikat. Pada tahun 1961, ia kembali ke Indonesia dan wakil kepala bagian dokumentasi MIPI yang menjadi perpustakaan ilmiah terbesar di Indonesia.

3. Ibu Mastini Harjoprakoso, Kepala Perpustakaan Nasional RI pertama. Ibu Mastini pernah menjabat sebagai bupati di Kerajaan Mangkunegoro. Saat berusia 27 tahun, dirinya memutuskan pindah ke Jakarta untuk mengajar menjadi guru TK di Jakarta. Tiga tahun kemudian, dia memutuskan untuk menjadi staf Lembaga Kebudayaan Belanda. Di sana, Ibu Mastini mempelajari banyak hal termasuk ilmu kepustakaan.

Pada tahun 1955 diberikan kesempatan untuk meneruskan pendidikannya di bidang kepustakaan di NIDR, Belanda. Setelah keluar dari perkualiahannya di Belanda. Beliau kembali meneruskan profesinya dalam bidang kepustakaan dan menjadi Kepala Perpustakaan Nasional RI pertama pada tahun 1990.

Itulah 3 Srikandi yang berprofesi cukup langka, yaitu menekuni perpustakaan di Indonesia. Semoga menginspirasi ya!

 

Sumber: rri.co.id