Rebutan Mayat Korban Kerusuhan di Mal Klender Tahun 1998, Sebuah Kilas Balik (1)

Mal Citra Ludes Terbakar dan Dijarah
Sumber :
  • (Twitter @creepylogy_)

Hidup di jalan siang malam, dengan tenda seadanya, dan kebanyakan mereka menjual barang bekas. Tentunya tidak sedikit juga preman dan pengamen jalanan yang tidak pernah tahu akan pulang ke mana.

Jurnalis Korea Selatan Bongkar Perbedaan Suporter Indonesia di Stadion dan Media Sosial

Tidak ada keraguan untuk mengatakan bahwa, kerawanan dan kejahatan jalanan di seputar Klender cukuplah menyeramkan. Daerah ini terletak di persimpangan Pulogadung dan Jatinegara, yang berbatasan dengan segitiga kriminal Matraman-Manggarai-Senen, di mana di jalanan kala itu, orang-orang yang tidak punya harapan dapat berharap apa saja, asalkan nekat.

Gelandangan penjual loakan bisa menjadi pencabul, pengamen menjadi pemadat, preman bisa menyambi pengedar, pelacur banci dapat berubah jadi garong yang tak segan menyilet.

IPB: Webinar Nasional "Cakrawala", Menginspirasi Lewat Kepemimpinan dan Seni Voice Over

Dan nyaris setiap hari serdadu STM berjejalan di atas kereta dengan batu yang siap dilempar serta gesper bermata gear, atau celurit.

Saya masih ingat itu lingkungan jalanan yang berbahaya. Sewaktu predator sadis, Robot Gedek dibekuk di Tegal tahun 1997, dan wajahnya dipampang di koran juga televisi, teman kecil saya langsung berujar kalau kami sungguh pernah bertemu dia di Viaduct, saat bermain bola sore hari.

Mewujudkan IKN dengan Teknologi Cerdas: Solusi Inovatif untuk Kota Masa Depan

Dia kemudian menggambarkan ingatannya dengan begitu lengkap, sehingga kami pun akhirnya ingat siapa lelaki itu. Dia bahkan sempat mengacau karena minta jadi kiper, dengan kepalanya yang teleng dan senyum aneh.

Kami lantas ingat pula seorang gelandangan penghirup lem Aibon seusia kami, panggilannya bule gembel lantaran berkulit cerah, yang mayatnya ditemukan di selokan dekat rel kereta dua tahun sebelumnya. Entahlah.

Halaman Selanjutnya
img_title