Kebakaran Hutan Hebat di Izmir Turki: 50.000 Warga Dievakuasi dan Bandara Ditutup

Izmir, WISATA – Kebakaran hutan besar kembali melanda wilayah pesisir Turki. Kali ini, provinsi Izmir menjadi titik panas yang menyita perhatian dunia. Selama dua hari berturut-turut, api terus berkobar dan memaksa lebih dari 50.000 warga dari 41 pemukiman mengungsi demi keselamatan.

Dilansir dari Al Jazeera, Selasa (1/7/2025), kondisi semakin memburuk akibat hembusan angin yang mencapai kecepatan 40–50 km/jam. Wilayah Kuyucak dan Doganbey menjadi dua daerah yang paling terdampak.

Menteri Kehutanan Turki, Ibrahim Yumakli, melaporkan bahwa lebih dari 1.000 personel pemadam kebakaran telah dikerahkan. Mereka bekerja sama menggunakan helikopter, pesawat pemadam, dan alat berat lainnya demi menahan laju api yang meluas.

Badan Penanggulangan Bencana Turki (AFAD) menyatakan bahwa sebagian besar warga yang dievakuasi berasal dari kawasan wisata di sekitar Izmir. Bahkan, Bandara Internasional Izmir Adnan Menderes terpaksa menghentikan semua operasional penerbangan karena alasan keselamatan.

Cuplikan dari media memperlihatkan asap pekat mengepul dari perbukitan yang telah dipenuhi pohon-pohon yang terbakar. Beberapa helikopter sempat tak bisa beroperasi karena angin kencang, sehingga hanya dua pesawat pengebom air serta tim darat yang terus berjuang di medan sulit.

Kebakaran pertama kali muncul pada Minggu (29/6/2025) di antara distrik Seferihisar dan Menderes. Angin yang mencapai kecepatan 117 km/jam membuat kobaran api dengan cepat meluas. Di Desa Urkmez, warga sampai harus menebang pohon untuk membentuk jalur aman demi menyelamatkan rumah mereka.

Tak hanya di hutan, kebakaran juga terjadi di tempat pembuangan sampah Gaziemir dan menyebar ke kawasan industri Otokent, meningkatkan kekhawatiran akan dampak yang lebih luas.

Halaman Selanjutnya

Turki, terutama wilayah pesisirnya, memang semakin rentan terhadap kebakaran hutan, khususnya saat musim panas yang kini lebih kering dan panas dibandingkan sebelumnya. Para ilmuwan mengaitkan peningkatan frekuensi ini dengan perubahan iklim global.