Fenomena Ledakan Love Bugs setiap Awal Musim Panas di Seoul yang Menjengkelkan Warga
- pixabay
Seoul, WISATA – Di tengah musim panas saat ini, penduduk ibu kota Korea Selatan dibuat kewalahan oleh banjir lovebug (Plecia nearctica). Sepanjang bulan Juni lebih dari 3 .200 pengaduan terekam di sistem e‑People Komisi Anti‑Korupsi & Hak Sipil. Angka itu melesat hampir 70 kali lipat dibanding bulan sebelumnya dan menyalip keluhan terhadap mayfly, lalat kantoran, bahkan nyamuk.
Awalnya, lovebug hidup di kawasan subtropis Tiongkok tenggara, Taiwan, dan Kepulauan Ryukyu di Jepang. Ketika suhu global meningkat dan adanya banjir, menyebabkan rusaknya habitat aslinya. Spesies ini kemudian bermigrasi semakin jauh ke utara. Seoul, dengan efek “pulau panas” perkotaan dan banyaknya area tanah gembur di taman kota, menjadi lokasi sempurna bagi mereka.
Wabah besar pertama tercatat pada 2022 dan sejak itu siklusnya muncul tiap awal musim panas. Serangga jantan hanya bertahan 3‑5 hari, betina sekitar sepekan. Namun populasinya meledak dalam hitungan hari.
Lovebug tidak menggigit, tidak menularkan penyakit, tetapi perilakunya menjengkelkan, karena tertarik pada lampu dan cahaya yang terang. Mereka menumpuk di jendela apartemen, lampu jalan, sampai bodi dan radiator mobil. Di Florida—tempat spesies ini lama menjadi hama musiman—cairan tubuh lovebug yang sedikit asam dapat mengikis cat kendaraan jika tidak segera dibersihkan.
Gelombang video viral dari Gunung Gyeyang, Incheon, menunjukkan areal trekking yang tertutup ‘karpet’ serangga hidup dan mati, memicu seruan “semprot massal!” dari warga. Namun pemerintah kota dan akademisi menolak penyemprotan insektisida sembarangan. Mereka khawatir pestisida justru mematikan predator alami seperti laba‑laba, belalang sembah, hingga burung pipit, dan merusak rantai makanan. Di laboratorium, peneliti Badan Lingkungan Seoul menguji bio‑insektisida berbasis jamur entomopatogen yang ditargetkan hanya pada larva lovebug, sehingga risiko bagi serangga penyerbuk lain lebih rendah.
Kabar baiknya, siklus hidup yang ringkas berarti populasi dewasa biasanya kolaps dalam dua‑tiga minggu. Pemerintah memperkirakan puncak ledakan tahun ini akan selesai pada pertengahan Juli, sejalan dengan pola 2022‑2024. Sementara itu, warga dihimbau rutin membersihkan ventilasi AC, kaca jendela, dan kap mobil untuk mencegah bau bangkai serangga serta kerusakan cat.