Kisah Para Sufi, Al-Hujwiri: Penulis Kitab Sufi Pertama dalam Bahasa Persia yang Menggetarkan Hati
- Image Creator Grok/Handoko
Di Lahore, ia mendirikan pusat dakwah tasawuf yang terbuka untuk semua kalangan. Bukan hanya kaum terpelajar atau penguasa, tetapi juga rakyat jelata. Ia mengajarkan bahwa cinta kepada Tuhan adalah hak semua manusia, bukan hanya milik mereka yang hafal kitab atau fasih bicara.
Sikapnya yang terbuka, penuh kasih, dan rendah hati membuatnya dicintai masyarakat. Hingga hari ini, makamnya di Lahore menjadi tempat ziarah spiritual yang ramai dikunjungi, dan ia disebut sebagai pelopor penyebaran Islam yang damai di anak benua India.
Tasawuf yang Berdiri di Atas Syariat
Salah satu kekuatan al-Hujwiri adalah komitmennya yang teguh terhadap syariat Islam. Meski ia adalah seorang sufi, ia tidak pernah membenarkan praktik-praktik menyimpang atas nama spiritualitas. Dalam kitab Kasyf al-Mahjub, ia berulang kali menekankan bahwa tasawuf sejati tidak pernah bertentangan dengan ajaran syariat.
Ia dengan tegas mengkritik sufi-sufi palsu yang hanya memamerkan karamah atau pengalaman spiritual untuk mendapatkan pujian. Baginya, karamah bukanlah tujuan, melainkan ujian. Ia berkata, “Jalan tasawuf adalah jalan mujahadah (perjuangan), bukan jalan kemudahan dan ketenaran.”
Penjelas Tasawuf yang Jernih dan Terstruktur
Di masa al-Hujwiri, banyak orang masih bingung membedakan antara tasawuf, filsafat, dan kebatinan. Karena itulah Kasyf al-Mahjub menjadi sangat penting. Ia menyusun bab demi bab dengan struktur yang jelas dan menjelaskan istilah-istilah sufi secara sistematis, mulai dari sejarahnya, makna istilahnya, hingga contoh perilaku sufi sejati.