Kisah Para Sufi: Maulana Rumi dan Shams, Dua Jiwa dalam Satu Cinta kepada Sang Kekasih

Shams Tabrizi
Sumber :
  • Image Creator Grok/Handoko

Pertemuan Rumi dan Shams di Konya sekitar tahun 1244 menjadi titik balik dalam kehidupan spiritual Rumi. Dalam waktu singkat, Shams berhasil menyalakan api cinta ilahi dalam jiwa Rumi. Bagi Rumi, Shams bukan hanya teman diskusi atau guru ruhani, melainkan cermin di mana ia melihat wajah Tuhannya.

Kisah Para Sufi: Bayazid Bistami, Ketika Tuhan Didekati dengan Kepasrahan Total

Transformasi Cinta: Dari Intelektual Menjadi Pecinta

Sejak mengenal Shams, Rumi berubah total. Ia meninggalkan kegiatan mengajarnya, menepi dari keramaian, dan tenggelam dalam dialog spiritual mendalam bersama Shams. Banyak murid dan pengikut Rumi tak memahami perubahan ini. Kecemburuan mulai tumbuh, hingga muncul konflik yang memaksa Shams untuk pergi. Namun perpisahan itu justru membuat Rumi semakin terbakar oleh kerinduan.

Cahaya Hati: 25 Kutipan dari Junayd al-Baghdadi, Pemimpin Para Sufi yang Mengajarkan Diam dalam Kedalaman

Cinta Rumi kepada Shams bukan cinta biasa. Ia menyebut Shams sebagai “Matahari Ruhku”, cahaya yang membimbingnya kepada Tuhan. Dalam puisi-puisinya, Rumi tak henti menyebut nama Shams, bukan sebagai sosok duniawi, melainkan sebagai simbol dari hadirat Ilahi.

Dalam bait-bait puisinya, Rumi menulis:

Kisah Para Sufi: Rabiah, Perempuan Sufi yang Mengajarkan Bahwa Surga Tak Sepenting Cinta-Nya

"Shams dari Tabriz, engkaulah yang membuat malamku terang,
engkau menyentuh hatiku dengan api, dan aku terbakar hingga aku menghilang."

Shams Menghilang, Rumi Menjadi Lautan Cinta

Halaman Selanjutnya
img_title