Antara Taat dan Merdeka: Perjuangan Kartini Mendobrak Dinding Adat demi Perempuan
- Bicara Tokoh
Strategi Mendobrak Batas: Pendidikan dan Persahabatan
Kartini menyadari bahwa tantangan terbesar adalah sistem—adanya hukum tak tertulis yang mengekang perempuan pribumi. Ia merangkai strategi lembut untuk mendobrak batas:
1. Belajar secara mandiri
Meskipun sekolah formal tertutup, Kartini meminta “kamar kecil” di rumah Regent sebagai ruang studi. Di sana, ia membaca buku sastra Belanda, menulis surat, dan mengundang Marie berkunjung untuk berdiskusi.
2. Memperluas jaringan
Melalui surat, Kartini terhubung dengan organisasi “Jong Java” dan tokoh intelektual Hindia Belanda. Surat‑surat itu memantik minat generasi muda Jawa untuk memikirkan pembaruan.
3. Mendiri dalam batas adat
Alih‑alih langsung menentang adat pernikahan dan desa, Kartini membentuk “sekolah kecil” informal di kaboepaten. Ia mengajak adik‑adik dan teman perempuannya belajar menulis, berdiskusi, dan menanyakan tentang peran perempuan.
Melalui kombinasi pendidikan dan persahabatan lintas budaya, Kartini mampu memperluas ruang geraknya meski secara fisik masih terkungkung di Jepara.
Taktik Lembut: Negosiasi dengan Keluarga