Harga Emas Turun Usai Cetak Rekor Baru: Apakah Tren Masih Wajar atau Sudah Overbought?

Emas Batangan
Sumber :
  • pixabay

Jakarta, WISATA – Harga emas dunia mengalami penurunan setelah sebelumnya mencetak rekor baru. Pada Kamis (17/4) pukul 19.17 WIB, harga emas di pasar spot tercatat di level US$ 3.338,67 per ons, turun 0,18% dari sesi sebelumnya. Penurunan serupa juga terjadi pada harga emas batangan Aneka Tambang (Antam), yang sebelumnya sempat menyentuh rekor tertinggi di Rp 1.975.000 per gram, naik Rp32.000 dari perdagangan sebelumnya. 

Harga Emas Dunia Turun Tipis di Tengah Meredanya Ketegangan Perdagangan Global

Kenaikan harga emas yang terus terjadi belakangan ini memicu pertanyaan di kalangan investor: apakah tren ini masih wajar, atau sudah masuk fase overbought (terlalu tinggi)? 

Budi Frensidy, Guru Besar Keuangan dan Pasar Modal Universitas Indonesia, menyatakan bahwa secara fundamental, harga emas saat ini sudah melampaui level yang wajar. Namun, ia menambahkan bahwa penguatan harga masih bisa berlanjut karena didorong oleh aliran dana besar dari investor institusi, terutama dari pemerintah China. 

Perang Dagang Dunia Memanas, Harga Emas Kembali Merangkak Naik!

Menurut Budi, sudah tidak wajar, jika pemerintah China terus membeli emas dengan dana miliaran dolar AS dengan hasil penjualan surat utang AS (US Treasury)—harga emas bisa terus melambung.

US Treasury merupakan surat utang pemerintah AS yang selama ini dianggap sebagai aset paling aman. Namun, minat terhadap obligasi ini mulai menurun akibat ketidakpastian ekonomi dan kebijakan AS yang sulit diprediksi. 

Harga Emas Dunia Tembus Rekor Tertinggi Baru di Awal Pekan, Emas Antam Masih Stagnan

Budi membandingkan kenaikan harga emas saat ini dengan lonjakan tahun 2011, ketika harga emas sempat mencapai rekor sebelum akhirnya anjlok lebih dari 50% dalam hitungan bulan. Menurutnya, aksi beli saat ini jauh lebih agresif dibandingkan saat itu. 

Budi juga mengatakan bahwa aksi beli di 2011 tidak sekencang sekarang. Namun, investor harus waspada karena jika aliran dana besar berhenti, harga emas bisa terkoreksi tajam.  Ia memproyeksikan, jika pembelian emas terus berlanjut, harga emas dunia bisa mencapai US$ 3.750 per ons, sementara emas Antam berpotensi menembus Rp 2,5 juta per gram. 

Halaman Selanjutnya
img_title