Kisah Para Sufi: Shams Tabrizi, Sufi Misterius yang Membakar Jalan Rumi ke Surga Cinta

Tarian Sufi (ilustrasi)
Sumber :
  • unsplash

Misteri Kehilangan dan Keabadian

Jalaluddin Rumi: “Jangan Bersedih. Apa pun yang Hilang Darimu Akan Kembali dalam Bentuk Lain” — Hikmah dalam Kehilangan

Kehilangan Shams Tabrizi masih menjadi misteri hingga kini. Ada yang mengatakan ia dibunuh oleh murid-murid Rumi yang cemburu, ada pula yang percaya ia pergi sendiri untuk menguji cinta sang murid. Namun, dalam tradisi sufi, Shams tidak pernah benar-benar pergi. Ia hidup dalam setiap bait puisi, dalam setiap putaran tarian sema, dalam setiap rindu yang menyala pada Tuhan.

Shams mengajarkan bahwa cinta adalah jalan tercepat menuju Tuhan. Ia menghancurkan sekat-sekat antara agama, doktrin, dan ego. Ia menyalakan api cinta dalam jiwa Rumi, yang pada gilirannya membakar jiwa jutaan manusia setelahnya.

Shams Tabrizi: “Ketika Hatimu Pecah, di Sanalah Cahaya Masuk”

Warisan yang Menembus Zaman

Warisan Shams bukan berupa kitab atau tarekat, melainkan pengaruh mendalam terhadap Rumi, yang menghasilkan karya-karya monumental seperti Diwan-e Shams-e Tabrizi dan Masnawi. Tanpa Shams, mungkin dunia tidak mengenal Rumi sebagai penyair cinta ilahi.

Shams Tabrizi: Cinta Sejati Bukan Tentang Kepemilikan, Tapi Tentang Kebebasan

Lebih dari itu, Shams adalah perwujudan dari semangat sufi sejati: berani, liar, penuh cinta, dan bebas dari kungkungan dunia. Ia mengajarkan bahwa Tuhan bisa ditemukan dalam pelukan cinta yang total, bukan dalam hafalan atau retorika. Bahwa keheningan dan kegilaan spiritual bisa lebih dekat kepada Tuhan dibanding debat panjang yang tanpa rasa.

Inspirasi Abadi untuk Zaman Modern

Halaman Selanjutnya
img_title