Mutiara Hikmah: Abu Soleiman Darayi – Kesabaran dan Tawakal dalam Jalan Sufi

Mutiara Hikmah dari Para Sufi
Sumber :
  • Image Creator Grok/Handoko

Malang, WISATA - Dalam sejarah tasawuf Islam, banyak tokoh yang menjadi panutan dalam kesabaran, ketakwaan, dan tawakal. Salah satunya adalah Abu Soleiman Darayi, seorang sufi besar yang kehidupannya dipenuhi dengan hikmah dan perjuangan spiritual. Ia mengajarkan bahwa kesabaran dan tawakal adalah kunci utama dalam mendekatkan diri kepada Allah, terutama di tengah cobaan dunia.

Kalam Ramadhan: Kisah Bagaimana Imam Hasan Al-Bashri, Menahan Amarah dan Memberi Maaf

Abu Soleiman Darayi: Sufi yang Menempa Jiwanya dengan Kesabaran

Abu Soleiman Darayi dikenal sebagai seorang sufi yang teguh dalam ibadah dan berpegang teguh pada prinsip kesederhanaan serta keikhlasan. Ia berasal dari Daraya, sebuah daerah dekat Damaskus, dan menghabiskan hidupnya dalam pencarian spiritual yang mendalam.

Kalam Ramadhan: Pelajaran dari Rabi’ah Al-Adawiyah Kesabaran yang Berbuah Manis

Sebagai seorang sufi, ia tidak hanya berfokus pada ibadah lahiriah, tetapi juga menekankan pentingnya menyucikan hati dari segala bentuk kecintaan terhadap dunia. Dalam banyak kesempatan, ia mengingatkan murid-muridnya bahwa perjalanan menuju Allah penuh dengan ujian dan hanya dengan kesabaran serta tawakal seseorang dapat melewatinya dengan selamat.

Ia pernah berkata, "Barang siapa yang sabar dalam menghadapi cobaan, maka Allah akan membukakan baginya jalan yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya."

Mutiara Hikmah: Fath Museli – Seorang Sufi yang Menghidupkan Kembali Jiwa dengan Zuhud

Kesabaran: Jalan Menuju Kedekatan dengan Allah

Dalam ajaran Abu Soleiman Darayi, kesabaran (sabr) bukan sekadar menahan diri dari keluh kesah, tetapi juga menerima setiap ketetapan Allah dengan lapang dada. Kesabaran adalah tanda ketulusan iman seseorang dan menjadi bukti kepercayaannya kepada Allah.

Ia membagi kesabaran dalam tiga aspek utama:

1.     Sabar dalam ketaatan – Tetap berpegang teguh pada ibadah meskipun terasa sulit.

2.     Sabar dalam menjauhi maksiat – Menahan diri dari godaan duniawi dan nafsu yang menyesatkan.

3.     Sabar dalam menghadapi cobaan – Menerima setiap ujian sebagai bentuk kasih sayang Allah dalam mendidik hambanya.

Suatu ketika, seorang muridnya bertanya bagaimana cara menghadapi kesulitan hidup. Abu Soleiman menjawab, "Janganlah engkau berharap hidup tanpa cobaan, tetapi berharaplah agar engkau diberi kekuatan untuk bersabar dalam menghadapinya."

Tawakal: Menyerahkan Diri Sepenuhnya kepada Allah

Selain kesabaran, Abu Soleiman Darayi juga mengajarkan pentingnya tawakal (tawakkul), yaitu sikap berserah diri sepenuhnya kepada Allah setelah berusaha sebaik mungkin. Ia menegaskan bahwa tawakal bukan berarti pasrah tanpa usaha, tetapi berusaha dengan keyakinan bahwa hasilnya ada di tangan Allah.

Ia berkata, "Tawakal adalah ketika hatimu tetap tenang meskipun semua rencana duniawi tidak berjalan sesuai harapan."

Dalam kehidupannya, Abu Soleiman memilih untuk hidup sederhana dan tidak terlalu terikat dengan harta benda. Ia percaya bahwa semakin seseorang bergantung pada dunia, semakin hatinya jauh dari Allah.

Suatu ketika, seorang sahabatnya bertanya, "Bagaimana cara memiliki hati yang selalu bersandar kepada Allah?"
Ia menjawab, "Kurangi ketergantunganmu pada makhluk, maka Allah akan menjadi satu-satunya tempat bergantung bagimu."

Menjaga Keikhlasan dan Menolak Popularitas

Sebagai seorang sufi, Abu Soleiman Darayi tidak mencari ketenaran ataupun penghormatan dari manusia. Ia selalu mengingatkan murid-muridnya bahwa popularitas dan pujian adalah ujian tersendiri yang bisa merusak hati jika tidak dijaga dengan baik.

Ia pernah berkata, "Jika engkau beramal karena ingin dikenal, maka amalmu tidak akan sampai kepada Allah. Tetapi jika engkau beramal karena Allah, maka manusia akan melupakanmu, namun Allah akan mengingatmu."

Sikapnya yang menghindari popularitas membuatnya disegani oleh banyak ulama pada zamannya. Ia lebih memilih hidup dalam ketenangan dan menghindari interaksi yang tidak perlu dengan para penguasa dan orang-orang yang mencari dunia.

Pelajaran Berharga dari Abu Soleiman Darayi

Dari perjalanan hidup dan ajaran Abu Soleiman Darayi, kita bisa mengambil beberapa hikmah penting:

1.     Kesabaran dalam menghadapi cobaan adalah bukti ketulusan iman.
Setiap manusia akan diuji, tetapi hanya mereka yang bersabar yang akan mendapatkan kemuliaan di sisi Allah.

2.     Tawakal bukan berarti menyerah, tetapi berserah diri setelah berusaha.
Usaha harus tetap dilakukan, tetapi hati harus tenang menerima ketetapan Allah.

3.     Keikhlasan dalam ibadah lebih utama daripada amal yang dipenuhi riya.
Amal yang dilakukan demi pujian manusia tidak akan bernilai di hadapan Allah.

4.     Menjauhi kecintaan berlebih terhadap dunia akan mendekatkan hati kepada Allah.
Semakin sederhana seseorang dalam menjalani hidup, semakin tenang jiwanya dalam beribadah.

Penutup

Abu Soleiman Darayi adalah contoh sufi yang mengajarkan bahwa kesabaran dan tawakal adalah kunci dalam perjalanan spiritual. Di dunia yang penuh dengan godaan dan ujian, kita harus senantiasa menjaga hati, bersabar dalam menghadapi cobaan, dan menyerahkan segala urusan kepada Allah.

Semoga kita bisa meneladani ajaran Abu Soleiman Darayi dalam menjalani kehidupan yang penuh keikhlasan dan ketenangan.