Ibnu Khaldun: Melihat Kembali Teori Ekonomi yang Menjaga Keseimbangan dalam Peradaban
- Cuplikan layar
Ibnu Khaldun sangat menekankan peran produksi dan perdagangan dalam menggerakkan roda ekonomi. Menurutnya, ekonomi yang kuat harus bertumpu pada produktivitas tenaga kerja dan inovasi dalam berbagai sektor.
Dalam pandangannya, perdagangan merupakan bagian integral dari perekonomian karena memungkinkan pertukaran barang dan jasa yang meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ia menekankan bahwa perdagangan yang sehat harus didasarkan pada prinsip keadilan dan kejujuran, di mana para pedagang tidak boleh mengambil keuntungan secara berlebihan atau menipu konsumen.
Data dari World Trade Organization (WTO) menunjukkan bahwa negara-negara dengan perdagangan yang lebih terbuka cenderung mengalami pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat dibandingkan dengan negara yang menerapkan kebijakan proteksionisme berlebihan. Pandangan Ibnu Khaldun tentang pentingnya perdagangan ini selaras dengan prinsip ekonomi modern yang menekankan globalisasi dan pasar bebas.
Peran Negara dalam Mengatur Ekonomi
Meskipun Ibnu Khaldun menekankan pentingnya kebebasan ekonomi, ia juga mengakui bahwa pemerintah memiliki peran krusial dalam menjaga keseimbangan. Pemerintah harus bertindak sebagai regulator yang memastikan sistem ekonomi berjalan dengan adil dan tidak merugikan masyarakat.
Ia mengkritik negara yang terlalu banyak campur tangan dalam ekonomi, karena menurutnya hal itu dapat menghambat pertumbuhan sektor swasta dan menciptakan stagnasi ekonomi. Namun, di sisi lain, pemerintah juga memiliki tanggung jawab untuk menyediakan infrastruktur yang baik, menegakkan hukum, serta menjamin distribusi kekayaan yang adil.
Di Indonesia, konsep ini tercermin dalam berbagai kebijakan ekonomi yang berusaha menyeimbangkan peran negara dan sektor swasta. Program Kredit Usaha Rakyat (KUR), misalnya, adalah salah satu contoh bagaimana pemerintah mendukung Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) agar tetap berkembang tanpa mengganggu mekanisme pasar.
