Yoyok KOPITU, Tagar #KaburAjaDulu: Generasi Muda Skeptis, Pemerintah Harus Bertindak Sebelum Terlambat

Jakarta, WISATA - Tagar #KaburAjaDulu tengah menjadi perbincangan hangat di berbagai platform media sosial. Ungkapan ini mencerminkan keresahan dan skeptisisme generasi muda Indonesia terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan politik yang semakin carut-marut. Mereka merasa bahwa peluang untuk meraih kesuksesan di dalam negeri semakin tertutup, sehingga memilih untuk mencari kehidupan yang lebih baik di luar negeri.

Fenomena ini mendapat perhatian serius dari berbagai kalangan, termasuk Yoyok Pitoyo, Ketua Umum Komite Pengusaha Mikro Kecil dan Menengah Indonesia Bersatu. Dalam tanggapannya, Yoyok menilai bahwa viralnya #KaburAjaDulu adalah bentuk ketidakpercayaan anak-anak muda terhadap masa depan mereka di Indonesia. Ia menyoroti berbagai persoalan yang melatarbelakangi fenomena ini, mulai dari kepemimpinan yang tidak berpihak pada rakyat hingga kondisi ekonomi yang semakin sulit.

Kepemimpinan yang Tidak Berpihak pada Rakyat

Menurut Yoyok, banyak pemimpin saat ini lebih sibuk mengurusi kepentingan pribadi, partai, dan golongan mereka sendiri, daripada benar-benar memperhatikan kesejahteraan rakyat. Seharusnya, pemimpin bertanggung jawab untuk menciptakan kondisi yang memungkinkan masyarakat berkembang dan mencapai kesejahteraan. Namun, kenyataannya, kebijakan yang dibuat justru sering kali hanya menguntungkan segelintir kelompok tertentu.

"Kita butuh pemimpin yang benar-benar peduli terhadap masa depan bangsa, bukan hanya mereka yang sekadar mempertahankan kekuasaan dan memastikan kepentingan pribadi serta kelompoknya tetap aman," tegas Yoyok.

Pernyataan ini merujuk pada berbagai kebijakan yang sering kali tidak sesuai dengan kebutuhan rakyat. Misalnya, regulasi yang lebih berpihak pada investor asing dibandingkan pada pengusaha lokal, atau kebijakan yang membebani masyarakat dengan berbagai pajak dan pungutan yang tidak seimbang dengan peningkatan kesejahteraan.

Tantangan Ekonomi: Pengangguran dan Kemiskinan

Halaman Selanjutnya

Salah satu faktor utama yang membuat generasi muda merasa pesimis adalah kondisi ekonomi yang semakin sulit. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa meskipun angka kemiskinan mengalami penurunan dari 9,36% pada Maret 2023 menjadi 9,03% pada Maret 2024, jumlah penduduk miskin di Indonesia masih mencapai 25,22 juta orang. (bps.go.id)