Tesla di Persimpangan Jalan: Penjualan Turun, Harga Dipangkas, dan Taruhan Besar pada Robotaxi

Cybercab Tesla
Sumber :
  • Image Creator Bing/Handoko

Jakarta, WISATA - Tesla, perusahaan mobil listrik yang dulu dianggap tak tergoyahkan, kini berada di persimpangan jalan. Sepanjang 2024, banyak laporan yang menyebut bahwa Tesla menghadapi masalah permintaan. Namun, para penggemar berat Tesla menolak klaim tersebut dan menuduh kritik sebagai bentuk kebencian yang tidak berdasar. Sayangnya, angka berbicara lebih keras daripada opini. Penjualan Tesla memang mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya—jauh dari target ambisius perusahaan untuk tumbuh 50% per tahun sepanjang dekade 2020-an.

Luar Biasa! Pasien Lumpuh Edit Video YouTube Hanya dengan Pikiran Berkat Implan Otak Elon Musk

Kenapa Penjualan Tesla Melambat?

Indikasi pertama bahwa Tesla mengalami penurunan permintaan terlihat dari strategi harga yang diterapkan perusahaan. Tesla terus memangkas harga dan menawarkan berbagai insentif guna mendorong penjualan. Jika sebuah produk laris, biasanya tidak ada alasan untuk memberikan diskon besar-besaran. Namun, Tesla justru semakin agresif dalam menurunkan harga, terutama menjelang akhir setiap kuartal.

Robotaxi: Kenapa Revolusi Kendaraan Otonom Ini Tak Sepenuhnya Menjanjikan?

Diskon dan insentif ini, yang dulunya hanya muncul sesekali, kini menjadi semakin besar dan lebih sering. Baru-baru ini, Tesla menawarkan bonus referral sebesar $2.500 untuk pembelian Model 3. Tidak hanya itu, harga sewa Model 3 versi AWD dan RWD juga turun sebesar $50 per bulan. Jika dihitung selama lima tahun, ini setara dengan potongan harga sebesar $3.000. Secara keseluruhan, diskon yang ditawarkan Tesla bisa mencapai lebih dari $5.500. Ini bukanlah tanda bahwa permintaan sedang tinggi, melainkan sebaliknya.

Cybertruck: Antara Hype dan Kenyataan

Elon Musk: Robot Bedah Akan Lebih Unggul dari Dokter Manusia dalam Beberapa Tahun

Tesla Cybertruck, yang sebelumnya diperkirakan akan menjadi terobosan besar dalam industri otomotif, juga menghadapi tantangan serupa. Harga sewanya turun dari $899 per bulan menjadi $749 per bulan, menandakan bahwa permintaan tidak setinggi yang diharapkan. Padahal, sebelum diluncurkan, Tesla mengklaim telah menerima lebih dari satu juta reservasi. Namun, banyak dari pemesanan tersebut yang akhirnya dibatalkan atau tidak berlanjut ke tahap pembelian.

Musk Bertaruh Besar pada Robotaxi

Dalam menghadapi tantangan ini, Elon Musk kini mempertaruhkan segalanya pada pengembangan robotaxi. Musk yakin bahwa dalam waktu dekat, Tesla akan memiliki robotaxi yang dapat beroperasi secara komersial. Bahkan, ia menargetkan teknologi ini akan siap pada akhir 2025. Namun, janji tersebut bukanlah hal baru. Selama lebih dari tujuh tahun terakhir, Musk telah berulang kali menyatakan bahwa robotaxi akan siap dalam 6–18 bulan. Sampai saat ini, realisasinya masih belum jelas.

Investasi besar dalam pengembangan AI dan robotaxi membuat Tesla terus membakar anggaran operasionalnya. Namun, apakah taruhan ini akan membuahkan hasil dalam waktu dekat? Jika tidak, Tesla bisa menghadapi kesulitan finansial yang serius.

Tesla Bisa Mengalami Kuartal yang Tidak Menguntungkan?

Tesla selama ini dikenal sebagai perusahaan yang sangat menguntungkan. Pada 2024, Tesla mencatat laba bersih non-GAAP sebesar $8,4 miliar, dengan $2,6 miliar di kuartal terakhir. Namun, ada tanda-tanda bahwa situasi keuangan mereka bisa berubah. Pendapatan otomotif Tesla turun dari $21,6 miliar menjadi $19,8 miliar pada kuartal terakhir 2024 dibanding kuartal yang sama di 2023. Secara keseluruhan, pendapatan otomotif Tesla turun dari $82,4 miliar pada 2023 menjadi $77 miliar pada 2024.

Jika tren ini berlanjut, bukan tidak mungkin Tesla akan mengalami kuartal yang tidak menguntungkan—sesuatu yang belum pernah terjadi selama bertahun-tahun. Penurunan pendapatan sebesar $2 miliar per kuartal bisa membuat laba Tesla menyusut drastis. Ditambah dengan peningkatan biaya operasional akibat pengembangan AI dan robotaxi, Tesla bisa menghadapi tantangan finansial yang lebih besar di tahun-tahun mendatang.

2025: Tahun Kritis bagi Tesla

Tahun 2025 bisa menjadi titik balik bagi Tesla. Jika penjualan kembali meningkat dan robotaxi benar-benar menjadi kenyataan, Tesla bisa tetap berada di jalur pertumbuhan. Namun, jika tren penurunan penjualan terus berlanjut dan investasi besar dalam AI tidak segera membuahkan hasil, Tesla bisa menghadapi guncangan besar.

Selain faktor internal, Tesla juga menghadapi persaingan yang semakin ketat dari produsen mobil listrik lain. Perusahaan seperti BYD, Rivian, dan bahkan raksasa otomotif tradisional seperti Toyota dan Ford kini semakin agresif dalam merilis kendaraan listrik baru dengan teknologi yang lebih canggih dan harga yang lebih kompetitif. Faktor lain yang bisa mempengaruhi Tesla adalah keterlibatan Elon Musk dalam politik dan isu sosial yang kontroversial, yang bisa berimbas pada citra perusahaan di mata konsumen.

Akankah Tesla berhasil bangkit dan kembali mendominasi pasar, atau justru menghadapi masa sulit? Jawabannya akan sangat bergantung pada bagaimana perusahaan ini menavigasi tantangan besar yang ada di depannya.