Waduuh,.. Italia Resmi Blokir AI DeepSeek: Ada Apa dengan Data Pribadi Kita?
- Cuplikan Layar
Malang, WISATA - Italia baru saja mengambil langkah besar yang bikin heboh dunia teknologi. Pemerintahnya secara resmi memblokir layanan kecerdasan buatan (AI) asal Tiongkok, DeepSeek. Alasan utamanya? Mereka khawatir dengan cara perusahaan ini mengelola data pengguna.
Keputusan ini langsung menimbulkan banyak pertanyaan. Kenapa DeepSeek sampai dilarang? Apa ada ancaman serius di balik teknologi AI ini? Dan yang paling penting, apakah kita juga harus waspada terhadap layanan AI lain yang mungkin punya kebijakan serupa?
Italia Geram, DeepSeek Dibungkam
Keputusan Italia untuk memblokir DeepSeek bukan tanpa alasan. Semua berawal ketika otoritas perlindungan data negara itu, Garante, mengajukan sederet pertanyaan kepada DeepSeek. Mereka ingin tahu secara detail bagaimana perusahaan ini mengumpulkan, menyimpan, dan menggunakan data pribadi penggunanya.
Pertanyaan yang diajukan pun cukup mendalam. Apa saja informasi yang dikumpulkan? Dari mana sumbernya? Untuk keperluan apa data itu digunakan? Apakah ada kemungkinan data disimpan di server yang berbasis di Tiongkok? Semua ini ditanyakan agar ada transparansi yang jelas.
Sayangnya, DeepSeek memberikan jawaban yang sangat tidak memadai. Lebih mengejutkan lagi, perusahaan ini malah menyatakan bahwa mereka tidak beroperasi di Italia dan tidak tunduk pada hukum Eropa. Pernyataan itu tentu saja semakin memperburuk situasi.
Hasilnya? Italia langsung mengambil langkah tegas. DeepSeek diblokir dari negara tersebut, dan pada saat yang sama, pemerintah Italia membuka penyelidikan lebih lanjut.
Bukan Kali Pertama Italia Bertindak Tegas
Keputusan ini bukan sesuatu yang baru bagi Italia. Sebelumnya, mereka juga pernah mengambil tindakan keras terhadap layanan AI lain.
Pada tahun 2023, pemerintah Italia sempat melarang sementara ChatGPT, chatbot populer milik OpenAI. Penyebabnya hampir sama, yaitu kekhawatiran tentang perlindungan data pengguna.
Larangan itu akhirnya dicabut setelah OpenAI melakukan berbagai perbaikan yang diminta. Namun, tetap saja, perusahaan ini akhirnya dikenai denda sebesar €15 juta karena dianggap lalai dalam menangani data pengguna dengan benar.
Dengan kasus DeepSeek ini, tampaknya Italia semakin tegas dalam mengawasi layanan AI yang masuk ke negaranya.
DeepSeek: Dari Populer Jadi Bermasalah
Dalam beberapa pekan terakhir, DeepSeek sempat menjadi fenomena global. Jutaan orang mulai menggunakan layanan ini, dan aplikasinya pun langsung melejit ke daftar teratas unduhan di berbagai platform.
Namun, seiring dengan meningkatnya popularitas, masalah pun mulai bermunculan. DeepSeek menjadi target serangan siber berskala besar, yang membuat layanannya sempat terganggu.
Tak hanya itu, berbagai pihak juga mulai mempertanyakan kebijakan sensor DeepSeek yang diduga berpihak pada kepentingan pemerintah Tiongkok. Ada kekhawatiran bahwa AI ini bisa digunakan sebagai alat propaganda atau bahkan ancaman terhadap keamanan nasional negara lain.
Untuk meredam kekhawatiran ini, DeepSeek mengklaim telah melakukan perbaikan pada sistemnya pada 31 Januari. Tapi, apakah itu cukup untuk menghilangkan semua kecurigaan?
Ancaman Keamanan dari AI yang Rentan
Salah satu masalah terbesar yang dihadapi layanan AI seperti DeepSeek adalah kemampuannya untuk dieksploitasi. Banyak peretas yang berhasil menembus sistem keamanan AI ini dengan menggunakan teknik yang disebut "jailbreak".
Ada beberapa metode yang sering digunakan, seperti Crescendo, Bad Likert Judge, Deceptive Delight, Do Anything Now (DAN), hingga EvilBOT. Semua teknik ini memungkinkan AI memberikan informasi yang sebenarnya dilarang, seperti cara membuat bom Molotov atau kode untuk melakukan serangan siber.
Sebuah laporan dari Palo Alto Networks Unit 42 menemukan bahwa DeepSeek bisa dimanipulasi untuk memberikan instruksi detail mengenai serangan SQL Injection dan berbagai teknik peretasan lainnya.
Selain itu, penelitian dari HiddenLayer juga mengungkap bahwa model AI DeepSeek-R1 sangat rentan terhadap manipulasi. Bahkan, ada indikasi bahwa DeepSeek diam-diam menggunakan data dari OpenAI tanpa izin. Jika ini benar, maka bukan hanya masalah keamanan, tetapi juga bisa menjadi pelanggaran hukum dan etika.
Bukan Hanya DeepSeek, AI Lain Juga Bermasalah
DeepSeek bukan satu-satunya AI yang menghadapi masalah keamanan dan etika. Dalam beberapa bulan terakhir, beberapa model AI populer lainnya juga ditemukan memiliki celah keamanan yang cukup serius.
Misalnya, ChatGPT-4o dari OpenAI memiliki celah yang disebut "Time Bandit". Dengan trik tertentu, chatbot ini bisa kehilangan kesadaran temporalnya dan memberikan jawaban yang berbahaya.
Alibaba juga punya masalah serupa dengan model AI mereka, Qwen 2.5-VL, yang diketahui memiliki celah keamanan yang bisa dimanfaatkan untuk melewati batasan keamanan.
Sementara itu, GitHub Copilot—yang sering digunakan oleh programmer—ternyata juga bisa dimanipulasi dengan sangat mudah. Cukup dengan memasukkan kata "Sure" di awal perintah, sistem AI ini bisa dibuat lebih patuh terhadap permintaan yang sebenarnya melanggar aturan.
Peneliti dari Apex Research bahkan menemukan cara untuk melewati batasan berbayar GitHub Copilot hanya dengan memanipulasi token autentikasi. Ini menunjukkan bahwa bahkan AI yang dianggap aman pun masih bisa dieksploitasi dengan trik sederhana.
Apa Artinya untuk Kita?
Keputusan Italia untuk memblokir DeepSeek menunjukkan bahwa dunia semakin serius dalam mengawasi teknologi AI. Tidak bisa lagi perusahaan AI beroperasi sembarangan tanpa memberikan transparansi soal data pengguna.
Bagi kita sebagai pengguna, ini menjadi peringatan penting untuk lebih berhati-hati dalam menggunakan layanan AI. Jangan hanya terpikat dengan kecanggihannya, tetapi juga perhatikan bagaimana mereka mengelola data pribadi kita.
Sebelum menggunakan layanan AI, ada baiknya kita mempertimbangkan beberapa hal:
- Pastikan kebijakan privasinya jelas dan transparan.
- Periksa apakah perusahaan memiliki rekam jejak yang baik dalam mengelola data pengguna.
- Jangan sembarangan membagikan informasi pribadi yang sensitif.
Dengan semakin banyaknya layanan AI yang muncul, kita tidak bisa lagi hanya menjadi pengguna pasif. Kita harus lebih cerdas dalam memilih teknologi yang benar-benar aman dan bisa dipercaya.
Italia telah mengambil langkah berani dengan memblokir DeepSeek karena masalah transparansi data. Ini menjadi sinyal bagi semua perusahaan AI bahwa mereka harus lebih terbuka dalam mengelola data pengguna.
Kita juga harus lebih waspada. Jangan sampai hanya karena ingin mencoba teknologi baru, kita malah kehilangan kendali atas data pribadi kita sendiri. Keamanan dan privasi harus tetap menjadi prioritas utama di era digital ini.