Masa Depan Pekerjaan di Tengah Disrupsi Teknologi: Apa yang Perlu Kita Ketahui?
- Image Creator/Handoko
Menurut WEF, 63% perusahaan mengatakan kesenjangan keterampilan adalah hambatan utama mereka untuk tumbuh. Untungnya, ada langkah yang diambil untuk mengatasi ini. 85% perusahaan berencana memberikan pelatihan ulang (reskilling) kepada karyawan mereka, dan 70% lainnya akan merekrut talenta baru dengan keterampilan yang sesuai.
Kolaborasi Manusia dan Mesin: Apakah Kita Siap?
Ketika mendengar bahwa mesin akan menggantikan tugas manusia, banyak orang merasa khawatir. Namun, jangan panik dulu! Menurut laporan WEF, kolaborasi antara manusia dan mesin justru akan menjadi tren besar di masa depan.
Saat ini, sekitar 47% pekerjaan masih dilakukan sepenuhnya oleh manusia, tetapi pada tahun 2030, angka ini diperkirakan akan turun menjadi 33%. Mesin dan algoritma akan mengambil lebih banyak tugas, tetapi mereka tidak akan sepenuhnya menggantikan manusia. Sebaliknya, mereka akan bekerja sama dengan manusia untuk meningkatkan produktivitas.
Sebagai contoh, di sektor kesehatan, teknologi AI bisa membantu dokter mendiagnosis penyakit dengan lebih cepat dan akurat. Di bidang pendidikan, guru bisa menggunakan teknologi untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih menarik dan interaktif.
Apa yang Harus Kita Lakukan?
Menghadapi perubahan besar ini, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan sebagai individu maupun masyarakat: