Evaluasi Kabinet Prabowo-Gibran Versi CELIOS: Siapa Menteri yang Terburuk dan Layak Di-reshuffle?

Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka
Sumber :
  • viva.co.id

Jakarta, WISATA - Evaluasi terhadap kinerja kabinet Prabowo-Gibran menjadi sorotan setelah 100 hari pemerintahan mereka berjalan. Sebuah laporan yang dirilis oleh CELIOS (Center of Economic and Law Studies) memberikan gambaran mengenai menteri-menteri dengan kinerja terbaik, terburuk, serta mereka yang dianggap tidak terlihat bekerja. Data ini memicu perdebatan publik mengenai efektivitas pemerintahan saat ini, khususnya terkait tanggung jawab para pejabat negara dalam menjalankan tugas mereka.

Anggaran Meningkat Hampir Rp2 Triliun, Koalisi Gemuk Solusi atau Beban?

Menteri dengan Kinerja Terburuk

Dalam kategori ini, Menteri HAM, Natalius Pigai, menempati posisi teratas dengan perolehan skor negatif sebesar -113 poin. Kinerja yang dianggap buruk ini mengundang perhatian luas, terutama dalam konteks isu-isu hukum dan hak asasi manusia yang dinilai minim progres.

Yoyok Pitoyo: Kasus Bansos Jangan Terulang! Makan Siang Gratis Harus Jadi Kemenangan UMKM, Koperasi

Di posisi kedua, Budi Arie Setiadi, Menteri Koperasi, mencatatkan skor -61 poin. Kritik utama yang dialamatkan kepadanya adalah minimnya langkah konkret dalam memberdayakan sektor koperasi yang menjadi tulang punggung ekonomi rakyat.

Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bahlil Lahadalia, menduduki posisi ketiga dengan -41 poin. Berbagai persoalan terkait pengelolaan sumber daya alam menjadi sorotan utama dalam evaluasi terhadap dirinya.

Ketegangan Geopolitik dan Resesi Global jadi Tantangan 100 Hari Kerja Prabowo- Gibran Bidang UMKM

Selanjutnya, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni (-36 poin) dan Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Yandri Susanto (-28 poin) melengkapi daftar lima menteri dengan kinerja terburuk.

Menteri yang Perlu Di-reshuffle

Halaman Selanjutnya
img_title