Evaluasi Kabinet Prabowo-Gibran Versi CELIOS: Siapa Menteri yang Terburuk dan Layak Di-reshuffle?
- viva.co.id
Evaluasi ini juga menyebutkan nama-nama menteri yang perlu mendapatkan perhatian lebih, bahkan diusulkan untuk segera di-reshuffle. Raja Juli Antoni kembali muncul di daftar ini dengan total skor evaluasi 56 poin. Kinerjanya yang dinilai kurang maksimal dalam pengelolaan sektor kehutanan memunculkan desakan untuk perombakan kabinet.
Di posisi berikutnya, nama Budi Arie Setiadi (48 poin) dan Bahlil Lahadalia (46 poin) mencerminkan permasalahan yang berulang di sektor koperasi serta energi dan sumber daya mineral. Kedua menteri ini dianggap gagal memenuhi ekspektasi masyarakat, terlebih di tengah tekanan ekonomi global.
Menyusul di posisi keempat adalah Natalius Pigai (41 poin), yang juga masuk dalam daftar menteri dengan kinerja terburuk. Terakhir, Yandri Susanto (26 poin) dinilai belum berhasil menunjukkan perubahan signifikan dalam pengentasan desa tertinggal.
Menteri yang Tak Terlihat Bekerja
Salah satu kategori yang menarik perhatian adalah daftar menteri atau kepala lembaga yang dinilai "tidak terlihat bekerja". Di urutan pertama, Raja Juli Antoni kembali menjadi sorotan dengan tingkat ketidakpuasan publik sebesar 9,47%. Kritik ini datang dari berbagai elemen masyarakat yang menyoroti lemahnya implementasi kebijakan di sektor kehutanan.
Menteri HAM, Natalius Pigai, menempati posisi kedua dengan skor ketidakpuasan sebesar 8,42%. Hal ini menambah tekanan terhadapnya, mengingat isu-isu hukum dan HAM yang dinilai stagnan.
Selanjutnya, Arifatul Choiri Fauzi, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, memperoleh persentase yang sama, yakni 8,42%. Perannya dalam mendorong kesetaraan gender dan perlindungan anak dianggap masih kurang maksimal.