Wawancara Eksklusif dengan Dr. Adhiguna Mahendra: AI untuk Mendorong Kemandirian Bangsa dan Ketahanan Nasional

Adhiguna Mahendra
Sumber :
  • Handoko/Istimewa

Artikel ini ditulis sebagai hasil wawancara eksklusif antara penulis dan Dr. Adhiguna Mahendra, M.Sc, M.Eng, seorang pakar Artificial Intelligence (AI) di Indonesia yang juga merupakan staf pengajar di Swiss German University serta Instruktur Utama AI SmartX Academy. Ini adalah artikel kelima dari enam seri artikel yang direncanakan, yang membahas strategi nasional menuju Indonesia yang maju dan mandiri dengan teknologi sebagai motor penggeraknya. Dalam wawancara ini, Dr. Adhiguna menjelaskan bagaimana penerapan AI dapat mendukung ketahanan pangan, energi, pertahanan, dan keamanan nasional, serta mempercepat upaya kemandirian bangsa.

Laksma TNI (Purn) Jaya Darmawan: Peran Strategis Bela Negara dalam Menguatkan Ketahanan Nasional

Jakarta, WISATA - AI telah menjadi salah satu teknologi paling transformatif dalam mendorong kemandirian bangsa. Dengan kemampuan untuk menganalisis data besar dan memberikan wawasan strategis, AI dapat membantu Indonesia mengatasi tantangan di berbagai sektor.

“AI adalah katalisator untuk mencapai kemandirian bangsa. Teknologi ini memungkinkan kita mengelola sumber daya secara lebih efisien, meningkatkan produktivitas, dan memperkuat ketahanan nasional di berbagai bidang, mulai dari pangan hingga pertahanan,” ujar Dr. Adhiguna.

Wawancara Eksklusif dengan Dr. Adhiguna Mahendra: Artificial Intelligence, Motor Penggerak Transformasi Digital Indonesi

Menurutnya, penerapan AI di Indonesia bukan hanya soal efisiensi, tetapi juga soal memperkuat kedaulatan negara. “Dengan teknologi AI, kita bisa mengurangi ketergantungan pada negara lain, baik dalam hal teknologi maupun sumber daya,” tambahnya.

AI dalam Ketahanan Pangan: Dari Ladang hingga Meja Makan

Ekosistem Digital Nasional: Fondasi Utama Transformasi Teknologi di Indonesia, Wawancara Eksklusif Dr. Adhiguna Mahendra

Salah satu bidang di mana AI memiliki dampak besar adalah ketahanan pangan. Dengan populasi yang terus bertambah, kebutuhan pangan di Indonesia semakin meningkat. Teknologi AI menawarkan solusi melalui precision farming, yang memungkinkan petani mengoptimalkan hasil panen dengan sumber daya yang lebih efisien.

“Dengan AI, petani dapat memprediksi pola cuaca, menganalisis kondisi tanah, dan menentukan waktu terbaik untuk menanam dan memanen. Ini meningkatkan produktivitas tanpa harus membuka lahan baru,” jelas Dr. Adhiguna.

Selain itu, AI juga dapat digunakan untuk memonitor rantai pasokan pangan. Sensor IoT yang terintegrasi dengan sistem berbasis AI memungkinkan pemerintah dan produsen memantau distribusi pangan secara real-time, mengurangi risiko pemborosan dan memastikan pasokan pangan tetap stabil.

Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia menghasilkan sekitar 55 juta ton beras pada tahun 2023. Namun, hampir 12% dari hasil tersebut hilang di sepanjang rantai pasokan akibat inefisiensi distribusi. Dengan teknologi AI, kerugian ini dapat diminimalkan melalui prediksi kebutuhan pasar dan pengelolaan stok yang lebih baik.

AI dalam Energi: Meningkatkan Efisiensi dan Keberlanjutan

Di sektor energi, AI memainkan peran penting dalam mengoptimalkan penggunaan sumber daya dan meningkatkan keberlanjutan. Teknologi ini memungkinkan analisis data yang lebih cepat dan akurat, yang sangat penting dalam mengelola pasokan energi nasional.

“AI dapat digunakan untuk memantau konsumsi energi secara real-time dan memberikan rekomendasi untuk mengurangi pemborosan. Selain itu, AI juga membantu dalam perencanaan dan pengelolaan sumber energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin,” kata Dr. Adhiguna.

Misalnya, algoritma berbasis AI dapat memprediksi output energi dari panel surya berdasarkan data cuaca. Menurut data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), penggunaan AI dalam pengelolaan energi terbarukan di Indonesia telah meningkatkan efisiensi hingga 25% dalam beberapa proyek percontohan di Jawa dan Bali.

Selain itu, AI juga membantu PLN dalam memantau jaringan listrik nasional. Dengan analisis data berbasis AI, PLN dapat mendeteksi dan memitigasi potensi gangguan sebelum terjadi, mengurangi risiko pemadaman listrik yang merugikan masyarakat dan industri.

AI dalam Pertahanan dan Keamanan Nasional

Ketahanan nasional adalah salah satu pilar utama yang didukung oleh AI. Teknologi ini telah digunakan di berbagai negara untuk memperkuat sistem pertahanan, dan Indonesia mulai mengambil langkah serupa.

“Dalam pertahanan, AI memungkinkan pengembangan sistem keamanan yang lebih canggih, seperti drone berbasis swarm dan pengawasan berbasis Computer Vision. Ini memberikan keunggulan strategis tanpa harus melibatkan banyak personel,” jelas Dr. Adhiguna.

Selain itu, AI juga dapat digunakan untuk memantau ancaman siber. Dengan kemampuan untuk mendeteksi pola anomali dalam data, sistem berbasis AI dapat mengidentifikasi dan merespons ancaman siber secara real-time.

Laporan dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) pada tahun 2024 mencatat bahwa serangan siber di Indonesia meningkat sebesar 40% dibandingkan tahun sebelumnya. Implementasi AI dalam keamanan siber telah membantu mendeteksi dan menangkal lebih dari 75% serangan tersebut sebelum mencapai sistem kritis.

Data Real-Time dan Fakta Implementasi

Penerapan AI di Indonesia telah menunjukkan dampak nyata di berbagai sektor, meskipun tantangan besar masih ada. Salah satu pencapaian signifikan adalah dalam ketahanan pangan, di mana teknologi AI digunakan untuk mengoptimalkan produksi padi dan tanaman hortikultura. Data dari Kementerian Pertanian menunjukkan bahwa penggunaan AI dalam precision farming telah meningkatkan produktivitas hingga 20% di beberapa wilayah, termasuk di Jawa Barat dan Sulawesi Selatan.

Di sektor energi, PLN melaporkan bahwa sistem berbasis AI telah membantu menurunkan waktu pemadaman listrik rata-rata dari 300 menit per tahun menjadi 210 menit per tahun sejak tahun 2022. Ini merupakan pencapaian yang signifikan dalam upaya meningkatkan keandalan jaringan listrik nasional.

Dalam pertahanan, keberhasilan Indonesia dalam mengembangkan drone berbasis AI untuk pengawasan wilayah perbatasan telah menjadi contoh bagaimana teknologi dapat memperkuat keamanan nasional. Proyek ini dilaporkan mampu mengurangi pelanggaran wilayah udara hingga 15% dalam dua tahun terakhir.

Namun, tantangan masih ada dalam hal infrastruktur teknologi dan literasi digital. Menurut survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), hanya 68% wilayah Indonesia yang memiliki akses internet yang memadai untuk mendukung teknologi berbasis AI. Hal ini menunjukkan perlunya investasi yang lebih besar dalam infrastruktur digital, terutama di daerah 3T.

AI untuk Masa Depan yang Mandiri dan Berdaulat

Penerapan AI memiliki potensi besar untuk mendukung kemandirian bangsa dan ketahanan nasional. Dari ketahanan pangan hingga energi, dari pertahanan hingga keamanan publik, teknologi ini menawarkan solusi inovatif yang dapat memperkuat posisi Indonesia di panggung global.

Namun, seperti yang diingatkan oleh Dr. Adhiguna, keberhasilan penerapan AI bergantung pada tata kelola yang baik dan berlandaskan nilai-nilai bangsa. “AI adalah alat yang luar biasa, tetapi tanggung jawab kita adalah memastikan bahwa alat ini digunakan untuk membangun bangsa, bukan merusaknya,” tutupnya.

Indonesia berada di ambang transformasi besar, dan AI adalah kunci untuk membuka potensi penuh bangsa. Dengan pendekatan yang tepat, teknologi ini dapat menjadi pilar kemandirian dan ketahanan nasional yang berkelanjutan.