Menanti Langkah Indonesia: Bergabung dengan BRICS atau Tetap Bebas?
- Kementerian Luar Negeri RI
Data Perbandingan BRICS dan G7
Jika dibandingkan dengan G7, blok ekonomi BRICS memang lebih kecil secara PDB total, namun memiliki pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat. Berdasarkan data IMF, G7 menyumbang sekitar 46% dari PDB global pada 2023, jauh di atas BRICS yang memiliki kontribusi sekitar 23%. Namun, pertumbuhan ekonomi di negara-negara BRICS lebih pesat, terutama di Tiongkok dan India, yang diproyeksikan akan menjadi ekonomi terbesar di dunia dalam beberapa dekade mendatang.
Selain itu, statistik menunjukkan bahwa perdagangan antara Indonesia dan negara-negara G7 masih lebih besar dibandingkan perdagangan dengan negara-negara BRICS. Pada 2022, ekspor Indonesia ke Amerika Serikat mencapai lebih dari USD 25 miliar, sementara ekspor ke Tiongkok adalah sekitar USD 53 miliar. Meski Tiongkok merupakan pasar ekspor terbesar bagi Indonesia, kontribusi dari negara-negara G7 lainnya juga signifikan bagi perekonomian nasional.
Apakah Indonesia Harus Memilih?
Indonesia sebenarnya tidak harus memilih antara BRICS atau negara Barat. Kebijakan luar negeri bebas-aktif yang dianut oleh Indonesia memberi fleksibilitas dalam menentukan mitra strategis. Di tengah perubahan geopolitik yang semakin kompleks, Indonesia bisa memanfaatkan posisi ini untuk mendapatkan manfaat ekonomi dari kedua blok tanpa harus memihak sepenuhnya pada salah satu pihak.
Sebagai negara non-blok, Indonesia juga bisa memperkuat posisi tawar di hadapan BRICS maupun Barat. Dengan memainkan peran sebagai jembatan atau penengah antara kedua kubu, Indonesia dapat meningkatkan pengaruhnya di tingkat internasional dan memastikan bahwa kebijakan-kebijakan ekonomi global yang diambil tetap menguntungkan bagi kepentingan nasional.
BRICS menawarkan peluang besar bagi Indonesia dalam meningkatkan daya saing ekonomi dan memperluas pasar internasional. Namun, tantangan dan risiko yang muncul dari ketegangan dengan negara-negara Barat juga tidak dapat diabaikan. Dengan kebijakan bebas-aktif, Indonesia memiliki peluang untuk tetap menjaga hubungan baik dengan BRICS dan Barat, tanpa harus sepenuhnya memihak salah satu blok.