Memperkuat Keamanan Nasional Melalui Ketahanan Siber
- Handoko/Istimewa
Jakarta, WISATA – Di tengah perkembangan teknologi yang pesat, ancaman terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) kini semakin kompleks. Tidak hanya terbatas pada kejahatan konvensional seperti pencurian atau perampokan, ancaman siber kini menjadi salah satu tantangan terbesar yang harus dihadapi oleh penegak hukum. Hal ini disampaikan oleh BJP Ratno Kuncoro, S.I.K., M.Si., Direktur Ekonomi Baintelkam Polri, dalam sebuah diskusi panel di Indonesia Internet Expo and Summit (IIXS) 2024 yang diselenggarakan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) di Jakarta.
Ancaman Siber: Tantangan Baru bagi Kamtibmas
Dalam presentasinya, Ratno Kuncoro menekankan bahwa di era digital ini, ancaman siber tidak bisa dipandang sebelah mata. Serangan siber yang terstruktur dan terus-menerus, atau dikenal sebagai Advanced Persistent Threat (APT), kini menjadi salah satu ancaman terbesar bagi kamtibmas. Serangan APT biasanya dilakukan oleh kelompok yang memiliki kepentingan tertentu, baik politik maupun ekonomi, dan sering kali melibatkan aktor negara atau non-negara.
"Serangan APT adalah ancaman nyata yang bisa menimbulkan dampak besar, bukan hanya pada infrastruktur digital tetapi juga pada stabilitas sosial dan politik," ujar Ratno Kuncoro. Ia menjelaskan bahwa serangan ini dapat digunakan untuk mencuri data sensitif, merusak sistem, atau bahkan mempengaruhi opini publik melalui penyebaran disinformasi.
Dalam konteks Indonesia, serangan siber ini memiliki potensi untuk mempengaruhi banyak aspek, mulai dari sistem perbankan, infrastruktur kritikal, hingga proses demokrasi seperti pemilihan umum. "Indonesia adalah salah satu negara dengan pengguna internet terbesar di dunia, ini menjadikan kita target yang menarik bagi pelaku kejahatan siber," jelasnya.
Strategi Polri dalam Mengatasi Ancaman Siber
Sebagai lembaga yang bertanggung jawab atas keamanan nasional, Polri telah mengembangkan berbagai strategi untuk menghadapi ancaman siber. Ratno Kuncoro menjelaskan bahwa Polri kini lebih fokus pada pengembangan teknologi dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia di bidang siber.