Membangun Ekosistem Digital melalui Integrasi Jaringan Satelit dan Teknologi 5G serta 6G
- Handoko/Istimewa
Jakarta, WISATA - Indonesia Internet Expo and Summit (IIXS) yang merupakan bagian dari Indonesia Technology and Innovation (INTI) 2024 kembali menjadi panggung penting bagi inovasi teknologi di Indonesia. Pada kesempatan ini, Anggoro Kurnianto Widiawan, Ph.D., Ketua Umum Asosiasi Satelit Seluruh Indonesia (ASSI), memberikan pandangan mendalam tentang bagaimana integrasi antara jaringan satelit dan teknologi 5G/6G dapat membangun ekosistem digital yang tangguh dan inklusif di Indonesia.
Dalam pidatonya, Anggoro menyoroti tantangan besar yang dihadapi Indonesia dalam hal pemerataan akses digital. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki tantangan geografis yang unik, di mana lebih dari 80% wilayah darat dan 95% wilayah lautnya belum terjangkau oleh jaringan seluler. "Indonesia adalah negara yang sangat luas dan beragam, dan infrastruktur telekomunikasi kita harus mampu menjangkau setiap sudut negeri ini, tanpa terkecuali," kata Anggoro.
Ia menjelaskan bahwa teknologi satelit memiliki peran yang tak tergantikan dalam menyediakan konektivitas di daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh jaringan terestrial. "Satelit adalah solusi terbaik untuk menjembatani kesenjangan cakupan jaringan, terutama di wilayah-wilayah terpencil, sehingga masyarakat di sana dapat menikmati manfaat teknologi digital yang sama dengan di perkotaan," lanjutnya.
Selain itu, Anggoro menegaskan bahwa penerapan teknologi 5G dan 6G yang terintegrasi dengan jaringan satelit akan menjadi fondasi penting untuk memastikan pemerataan akses digital di seluruh pelosok negeri. Teknologi ini tidak hanya akan menyediakan akses internet yang cepat dan andal, tetapi juga akan mendukung berbagai layanan kritis seperti telemedicine, pendidikan jarak jauh, dan layanan darurat di daerah-daerah yang selama ini tidak terjangkau oleh jaringan terestrial.
Anggoro juga menggarisbawahi pentingnya standar Non-Terrestrial Networks (NTN) dalam pengembangan 5G/6G. Menurutnya, standar ini akan memainkan peran vital dalam memastikan bahwa teknologi ini dapat digunakan secara luas dan efisien di seluruh Indonesia. "Penerapan standar NTN akan memastikan integrasi yang mulus antara jaringan darat dan satelit, memberikan fleksibilitas dan keandalan yang lebih tinggi dalam layanan komunikasi," jelasnya.
Dalam konteks ekonomi, Anggoro menyampaikan bahwa potensi yang ditawarkan oleh teknologi ini sangat besar. Dengan dukungan dari pemerintah dan sektor swasta, Indonesia bisa menjadi pionir dalam penerapan teknologi 5G/6G berbasis satelit, yang akan membawa manfaat ekonomi yang signifikan bagi negara. Ia juga menekankan bahwa teknologi ini akan membuka peluang bagi inovasi baru dalam bidang Internet of Things (IoT) dan layanan kritis lainnya yang membutuhkan konektivitas yang handal dan cepat.
Selain itu, Anggoro menambahkan bahwa integrasi teknologi satelit dan 5G/6G juga akan mendukung pembangunan infrastruktur digital yang lebih tangguh dan berkelanjutan. "Ini adalah investasi jangka panjang yang akan memberikan manfaat besar bagi Indonesia, tidak hanya dalam hal ekonomi, tetapi juga dalam hal kesejahteraan sosial," ujarnya.
Ia menutup presentasinya dengan ajakan untuk kolaborasi yang lebih erat antara pemerintah, sektor swasta, dan akademisi dalam membangun ekosistem digital yang inklusif dan berkelanjutan di Indonesia. "Ini adalah kesempatan emas bagi kita semua untuk bekerja sama dalam mewujudkan visi Indonesia sebagai negara dengan infrastruktur digital yang kuat dan mampu bersaing di kancah global," tutupnya.