Sadapan Getah Pinus: Berharap Rupiah dari Luka Pohon
- Handoko/Istimewa
Brebes, WISATA - Desa Gunung Larang di Kecamatan Salem, Kabupaten Brebes, telah lama dikenal sebagai salah satu sentra penyadapan getah pinus di Indonesia. Kegiatan penyadapan getah pinus di desa ini tidak hanya menjadi sumber mata pencaharian utama bagi masyarakat setempat, tetapi juga memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian daerah dan nasional.
Penyadapan getah pinus merupakan kegiatan tradisional yang sudah berlangsung sejak lama di Indonesia. Proses ini dimulai dengan melukai kulit pohon pinus menggunakan alat khusus untuk memicu keluarnya getah. Luka pada pohon tersebut dibuat secara vertikal agar getah yang keluar bisa mengalir ke dalam wadah yang dipasang di bawahnya. Getah yang terkumpul akan diproses lebih lanjut untuk menghasilkan berbagai produk turunan.
1. Persiapan Alat dan Bahan: Alat yang digunakan biasanya berupa pahat khusus yang dirancang untuk melukai kulit pohon tanpa merusak jaringan dalamnya. Wadah penampung getah yang digunakan biasanya terbuat dari bahan yang tahan terhadap getah yang bersifat lengket dan kadang asam.
2. Penyadapan: Luka pada pohon dibuat dengan kedalaman dan sudut tertentu. Proses ini dilakukan secara hati-hati untuk memastikan pohon tetap bisa tumbuh dengan baik dan luka yang dibuat tidak merusak pohon dalam jangka panjang.
3. Pengumpulan Getah: Getah yang keluar akan mengalir dan terkumpul di wadah penampung. Proses ini bisa berlangsung selama beberapa hari hingga wadah penuh. Getah yang terkumpul kemudian diambil secara berkala.
Manfaat Ekonomi dari Getah Pinus
Getah pinus yang dihasilkan memiliki nilai ekonomi yang signifikan. Getah ini dapat diolah menjadi berbagai produk seperti terpentin, resin, dan bahan baku untuk industri kimia. Berikut beberapa manfaat ekonominya: