Xie Yimin: Dari Padang Rumput Australia ke Panggung Ilmiah Dunia

Xie Jimin
Sumber :
  • scmp.com

Jakarta, WISATA – Dalam dunia sains dan teknologi, nama Xie Yimin kini menjadi salah satu yang paling diperhitungkan. Perjalanan hidupnya yang luar biasa—dari seorang anak desa di Changzhou, China, hingga menjadi ilmuwan terkemuka di Australia, sebelum akhirnya kembali ke tanah kelahirannya—adalah kisah inspiratif tentang dedikasi, inovasi, dan kecintaan terhadap ilmu pengetahuan.

Kebijakan BJ Habibie yang Cerdas dan Tepat hingga Rupiah Stabil dari Rp16.800/USD ke Rp6.550/USD

Yimin lahir pada 1963 di sebuah desa kecil di Jiangsu, China, dan tumbuh dalam kondisi sederhana. Ia menghabiskan masa kecilnya sebagai penggembala, dengan impian sederhana untuk menjadi seorang tukang kayu. Namun, takdir membawanya ke jalur yang jauh lebih besar. Berkat kecerdasannya, ia diterima di Shanghai Jiao Tong University, tempat ia mulai menekuni bidang mekanika teknik.

Kesempatan besar datang pada 1986, ketika ia memenangkan beasiswa K.C. Wong Education Foundation, yang membawanya ke Swansea University, Inggris, untuk mengejar gelar doktor. Di bawah bimbingan O.C. Zienkiewicz, seorang ahli struktur ternama, Xie mengembangkan metode Evolutionary Structural Optimisation (ESO), yang kemudian merevolusi desain teknik di seluruh dunia.

Mengenal Desa Maya: Ibunda Luna Maya yang Hidup Mandiri di Usia Senja dan Sukses Berbisnis di Bali

Setelah menyelesaikan studinya, Xie Yimin pindah ke Australia, di mana ia menjadi Profesor di Royal Melbourne Institute of Technology (RMIT). Di sana, ia memperkenalkan metode Bi-Directional Evolutionary Structural Optimisation (BESO), yang digunakan dalam berbagai proyek arsitektur dan teknik sipil, termasuk desain gedung pencakar langit dan struktur aeronautika.

Kontribusinya dalam dunia teknik membuatnya dianugerahi berbagai penghargaan, termasuk AGM Michell Medal dan Clunies Ross Innovation Award. Pada 2019, ia bahkan masuk dalam daftar Queen’s Birthday Honours List, sebuah penghargaan bergengsi dari pemerintah Australia.

Kisah Para Sufi: Uwais al-Qarani, Pemuda dari Yaman yang Dikenal Langit Lebih dari Penduduk Bumi

Setelah puluhan tahun berkarier di Australia, Xie Yimin memutuskan untuk kembali ke China pada 2025, menerima posisi sebagai Dekan Fakultas Teknologi Masa Depan di Hohai University. Keputusannya ini didorong oleh keinginannya untuk mengembangkan teknologi inovatif di tanah kelahirannya, serta membimbing generasi ilmuwan muda.

Di China, ia kini memimpin berbagai proyek penelitian yang berfokus pada optimasi struktur, teknologi material, dan kecerdasan buatan dalam desain teknik. Banyak yang melihat kepulangannya sebagai langkah strategis bagi China dalam memperkuat posisinya sebagai pemimpin global dalam inovasi teknologi.

Halaman Selanjutnya
img_title