Wajah Baru Tukad Badung yang Mempesona dan menjadi Destinasi Wisata Baru di Denpasar

Tukad Badung Bali
Sumber :
  • IG/ceritabaline

Denpasar, WISATA – Kawasan Jalan Gajah Mada di Kota Denpasar sejak lama dikenal sebagai pusat bisnis dan perdagangan paling ramai di Provinsi Bali. Bagai magnet, sejak beberapa tahun terakhir masyarakat dan wisatawan makin sering menyinggahi kawasan yang tepat berada di jantung ibu kota Provinsi Bali itu. Selain ingin mencari oleh-oleh di beberapa toko cinderamata atau sekadar menikmati aneka bangunan tua peninggalan kolonial, pengunjung juga ingin mendatangi bantaran Tukad Badung, tepatnya di seberang Pasar Kumbasari dan Pasar Badung.

NATARU: Menteri Pariwisata Pastikan Bandara Bali Siap Sambut Wisatawan

Rupanya mereka ingin melihat wajah baru dari bantaran tukad yang membelah Kota Denpasar dan Kabupaten Badung sepanjang 22 kilometer tersebut. Tak tampak lagi pemandangan kumuh di bantaran akibat tumpukan sampah dan aneka kotoran lain. Bau busuk sampah pun sudah menghilang. Sebagai gantinya, beragam ukiran khas Bali menghiasi dinding pembatas sungai dan bantaran juga sudah dibeton dengan ornamen meliuk-liuk. Lantai bantaran juga diberi paving dengan tambahan batu sikat.

Tukad Badung jaman dulu

Photo :
  • IG/ceritabaline
Gelaran FAM Trip ke Bali dan Lombok untuk KOL India, Ini Dia Tempat-tempat Tujuannya

Wajah baru bantaran merupakan buah dari upaya revitalisasi yang dilakukan sejak tahun 2017 hingga awal 2019 lalu. Hasil revitalisasi itu membuat bantaran sungai terlihat makin cantik. Terdapat tempat duduk berundak di beberapa sisi bantaran, air mancur dan lampu aneka warna di malam hari yang diletakkan pada sejumlah titik di bantaran modern. Pihak Dinas pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Denpasar menganggarkan dana sebesar Rp7,6 miliar untuk pembenahan aspek estetika bantaran Tukad Badung sepanjang 420 meter.

Sekilas suasananya mirip dengan Sungai Cheonggyecheon yang membelah Seoul dan menjadi tujuan wisata wajib bagi turis mancanegara ketika berkunjung ke ibu kota Korea Selatan. Lantaran itu, Tukad Badung dikenal juga sebagai Tukad Korea. Seperti dikutip dari website Pemerintah Kota Denpasar, revitalisasi dilakukan untuk memperbaiki citra sekaligus mengubah anggapan bahwa sungai di Denpasar tidak dapat dibenahi.

Harmoni JOMO, Stoikisme, dan Kearifan Lokal: Tren Wisata Masa Kini yang Mendunia

Kepala Dinas PUPR Denpasar, AA Ngurah Bagus Airawata mengatakan, penataan bantaran Tukad Badung dimaksudkan agar memperlancar aliran air dan membersihkannya dari sampah dan dapat menampilkan sisi lain sungai yang bersih. "Kami juga membenahi aliran air yang bermuara ke Tukad Badung agar tidak membawa sampah ke tengah kota. Kami ingin mengembalikan fungsi sungai yang sebenarnya," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
img_title