Mengungkap Asal Nama dan Sejarah Gedung Sate Bandung

Gedung Sate, Kota Bandung, Jawa Barat
Sumber :
  • tvonews.com

Bandung - Bangunan yang menjadi ikon kota Bandung, Gedung Sate, telah menjadi landmark yang tidak hanya penting bagi warga setempat tetapi juga menarik minat banyak pengunjung dari luar daerah. Namun, masih banyak yang penasaran dengan asal usul penamaan Gedung Sate. Siapakah yang pertama kali menyebut dan menamai bangunan tersebut?

Pandit Senior Kritik Harga Tiket Timnas Indonesia: Diskon Hanya Rp100.000, Suporter Tetap Tercekik!

Gedung Sate, yang terletak di Jalan Diponegoro nomor 22 Kota Bandung, bukan hanya sebuah gedung biasa. Sejak tahun 1980 hingga kini, bangunan ini difungsikan sebagai kantor Gubernur Jawa Barat. Namun, sebelum menjadi kantor gubernur, Gedung Sate memiliki sejarah panjang yang layak untuk disimak.

Pembangunan Gedung Sate dimulai pada tahun 1920 hingga 1924. Arsitekturnya dirancang oleh tim yang dipimpin oleh Ir. J. Gerber, Eh. De Roo, dan G. Hendriks, serta Gemeente van Bandoeng yang diketuai oleh V.L. Sloors. Pembangunan Gedung Sate merupakan bagian dari program pemindahan pusat militer pemerintah Hindia Belanda dari Meester Cornelis ke wilayah Bandung. Bangunan ini awalnya dirancang sebagai kompleks perkantoran untuk instansi pemerintah (Gouvernements Bedrijven/GB).

Duh, Madame Pang Thailand Nilai Timnas Indonesia Levelnya Masih di Bawah Thailand, Kok Bisa?

Saat awal berdirinya, Gedung Sate merupakan kantor Departemen Pekerjaan Umum dan Pengairan. Di sisi timur laut gedung ini, terdapat bangunan Hoofdbureau Post Telegraaf en Telefoondienst (Pusat Pos, Telegraf, dan Telepon). Gaya arsitekturnya merupakan perpaduan berbagai gaya, seperti Renaissance Italia, Moor Spanyol, dan elemen arsitektur Asia seperti pura di Bali. Ornamen Hindu dan Islam juga dipengaruhi dalam desainnya, menciptakan harmoni yang unik.

Nama "Gedung Sate" sendiri berasal dari ornamen yang terdapat di puncak atap gedung, yaitu 6 tusuk sate. Menurut cerita yang beredar, 6 tusuk sate ini melambangkan 6 juta Gulden yang digunakan untuk membangun gedung tersebut. Meskipun memiliki makna yang dalam, Gedung Sate juga memiliki fungsionalitas lain. Dalam ruang puncak gedung ini, terdapat alarm yang otomatis akan menyala ketika terjadi serangan dari musuh. Suara alarm tersebut dulunya dapat terdengar hingga di luar Kota Bandung.

Ini Alasan Shin Tae-yong Tak Panggil Elkan Baggott ke Timnas Indonesia

Hingga kini, Gedung Sate bukan hanya menjadi kantor pemerintahan provinsi Jawa Barat, tetapi juga menjadi daya tarik wisata bagi banyak orang. Banyak wisatawan yang menyempatkan diri untuk singgah dan berfoto di depan gedung bersejarah ini.

Dari asal usul penamaannya hingga sejarah pembangunannya, Gedung Sate tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas kota Bandung yang kaya akan sejarah dan kebudayaan.