Mengenal Kain Tenun Sekomandi Warisan Budaya dari Mamuju yang Berusia 119 Tahun

Tenun Sekomandi
Sumber :
  • IG/galeri_wastraku

Mamuju, WISATA - Kain tenun Sekomandi merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang begitu kaya dan penuh makna. Berasal dari daerah Mamuju, Sulawesi Barat, kain ini memiliki sejarah panjang termasuk usia kain tertentu yang mencapai 119 tahun. Sekomandi dikenal sebagai kain tenun tradisional yang mengandung nilai-nilai filosofis mendalam dan cerita yang melekat di setiap motifnya.

Wayang Potehi di Kelenteng Tjoe Hwie Kiong: Warisan Budaya Tionghoa yang Tetap Hidup

Kain Sekomandi memiliki hubungan yang erat dengan tradisi masyarakat setempat, terutama dalam upacara adat dan kehidupan sehari-hari. Proses pembuatannya yang rumit mencerminkan keahlian dan dedikasi para pengrajin. Setiap motif yang dituangkan pada kain ini memiliki makna simbolis yang berakar dari kepercayaan dan kearifan lokal, seperti simbol perlindungan, kesejahteraan, dan harmoni dengan alam.

Kain Sekomandi yang berusia 119 tahun menjadi bukti nyata betapa kuatnya kualitas bahan dan teknik tenun yang digunakan oleh pengrajin zaman dahulu. Kain ini tidak hanya berfungsi sebagai pakaian, tetapi juga sebagai simbol identitas budaya yang terus dijaga oleh generasi ke generasi. Selain itu, kain ini menjadi pengingat akan pentingnya melestarikan warisan budaya Indonesia yang kaya.

Wisata Budaya Murah, Bikin Liburan Makin Keren!

Tenun Sekomandi menggunakan teknik yang sangat khas dan penuh makna. Berikut adalah beberapa tahapan utama dalam proses pembuatannya:

1. Pemintalan Benang: Proses ini dimulai dengan membersihkan kapas dari biji dan kotoran, kemudian dipintal menjadi benang yang halus dan bersih.

Desa Kemiren Keren Banget, Destinasi Baru Wajib Dikunjungi!

2. Pewarnaan Benang: Pewarna alami digunakan untuk memberikan warna pada benang. Pewarna ini berasal dari bahan-bahan seperti cabai, kunyit, lengkuas, dan kayu bakkudu. Benang dicelupkan dalam campuran pewarna dan dijemur selama beberapa hari untuk memperkuat warna.

3. Pengikatan Benang: Benang diikat menggunakan alat tradisional yang disebut kalimuran. Pengikatan ini dilakukan untuk membentuk motif atau corak kain yang khas.

Halaman Selanjutnya
img_title