MALANG: Hewan Kurban Ini Diarak Keliling Kampung Sebelum Disembelih, Konon untuk Hasilkan Daging yang Lebih Berkualitas
- IG/ivooxid
Malang, WISATA – Di Kota Malang, Jawa Timur, terdapat sebuah tradisi unik yang dilakukan oleh warga sebelum menyembelih hewan kurban saat Hari Raya Idul adha. Tradisi ini dikenal sebagai arak-arakan hewan kurban, yang telah berlangsung turun-temurun.
Setiap tahunnya, masyarakat setempat mengarak hewan kurban, seperti kambing dan sapi, mengelilingi kampung sebelum akhirnya disembelih di masjid atau tempat yang telah disiapkan.
Tradisi arak-arakan hewan kurban di Malang memiliki akar sejarah yang cukup panjang. Berdasarkan informasi yang tersedia, tradisi ini pertama kali muncul di Kampung Temenggungan, Kelurahan Sukoharjo, Kecamatan Klojen, Kota Malang sekitar tahun 1970.
Awalnya, tradisi ini diperkenalkan oleh para ulama setempat sebagai bagian dari syiar Islam dan cara untuk meningkatkan semangat berkurban di kalangan masyarakat. Mereka percaya bahwa dengan mengarak hewan kurban sebelum disembelih, hewan akan lebih tenang dan segar, sehingga menghasilkan daging yang lebih berkualitas.
Seiring waktu, tradisi ini menyebar ke kampung-kampung lain di Malang, seperti Kampung Kidul Pasar dan Kampung Gatot Subroto. Kini, arak-arakan hewan kurban telah menjadi bagian dari budaya masyarakat setempat untuk terus dijaga oleh generasi muda agar tidak punah. Tradisi ini kini juga dilestarikan sebagai warisan budaya lokal
Selain sebagai bentuk syiar agama, tradisi ini juga menjadi ajang kebersamaan dan gotong royong warga dalam menyambut Hari Raya Idul adha. Dengan semangat yang tetap terjaga, masyarakat Malang berharap tradisi ini terus berlangsung dan menjadi bagian dari identitas budaya mereka. Yang tidak kalah penting lainnya adalah arak-arakan ini juga menjadi ajang kebersamaan bagi warga kampung dan mempererat hubungan sosial antar warga.
Tradisi ini menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat dan wisatawan yang ingin melihat langsung bagaimana budaya lokal tetap lestari di tengah perkembangan zaman. Dengan semangat kebersamaan dan nilai-nilai keagamaan yang kuat, warga Malang terus menjaga warisan budaya ini agar tetap hidup dan bermakna bagi generasi mendatang.