JOMO dan Ketenangan Batin: Bagaimana Stoikisme dan Etnaprana Membantu Kita Mengurangi Kecemasan

Seseorang Menikmati JOMO, Retret Meditasi di Ubud Bali
Sumber :
  • Image Creator bing/Handoko

Etnaprana: Harmoni dengan Tradisi Lokal

Donald Robertson: “Mengendalikan Emosi Bukan Berarti Menekannya, Tetapi Memahaminya dan Merespons dengan Bijak”

Etnaprana, sebuah konsep yang merangkum nilai-nilai kearifan lokal, memperkaya pengalaman hidup dengan menekankan pentingnya harmoni dengan alam, penghargaan terhadap budaya, dan hubungan yang erat dengan komunitas. Di Indonesia, nilai-nilai ini terlihat dalam prinsip-prinsip seperti gotong royong, rukun, dan penghormatan terhadap waktu bersama keluarga.

Menggabungkan Etnaprana dengan JOMO dan Stoikisme menciptakan pendekatan hidup yang seimbang. Tradisi lokal seperti berkumpul bersama keluarga tanpa distraksi teknologi atau mendalami aktivitas spiritual mencerminkan kebijaksanaan JOMO dan Stoikisme dalam praktik nyata.

Zeno dari Citium: "Kuatkan Batinmu agar Hidup Menyakiti Sesedikit Mungkin"

Bagaimana JOMO, Stoikisme, dan Etnaprana Mengurangi Kecemasan

Ketiga konsep ini, ketika diterapkan bersama, memberikan panduan praktis untuk mengurangi kecemasan. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil:

Seneca: "Bukan Seberapa Lama, tetapi Seberapa Baik Kita Hidup yang Utama"

1. Membatasi Konsumsi Media Sosial

Media sosial sering kali menjadi pemicu FOMO. Dengan menerapkan JOMO, kita bisa memilih untuk mengurangi waktu di media sosial dan hanya mengonsumsi konten yang relevan. Dalam pandangan Stoikisme, ini adalah bentuk pengendalian diri, sementara dari perspektif Etnaprana, ini mencerminkan penghargaan terhadap momen-momen nyata dalam kehidupan.

Halaman Selanjutnya
img_title