Konsepsi Eudaimonia: Kebahagiaan yang Berkelanjutan Aristoteles dalam "Nikomakhos Etika"
- Image Creator/Handoko
Keseimbangan dan Kebijaksanaan dalam Mencapai Eudaimonia
Aristoteles menekankan pentingnya keseimbangan atau golden mean dalam mencapai eudaimonia. Ini berarti menghindari kedua ekstrem, yaitu kelebihan (excess) dan kekurangan (deficiency). Contohnya, keberanian adalah kebajikan yang berada di tengah-tengah antara pengecut dan pemberani berlebihan. Selain itu, kebijaksanaan praktis (phronesis) juga penting dalam memilih tindakan yang tepat dalam situasi yang kompleks.
Relevansi Konsep Eudaimonia dalam Konteks Modern
Meskipun ditulis ribuan tahun yang lalu, konsep eudaimonia Aristoteles tetap memiliki relevansi yang besar dalam konteks kehidupan modern. Dalam dunia yang serba materialistik dan sering kali terpaku pada pencapaian luar, konsep eudaimonia mengajak kita untuk merenungkan makna sejati dari kebahagiaan. Ini mendorong kita untuk memperhatikan aspek-aspek yang lebih dalam dalam kehidupan, seperti pengembangan diri, hubungan sosial yang bermakna, dan pencarian makna hidup.
Konsepsi eudaimonia dalam "Nikomakhos Etika" merupakan puncak pemikiran Aristoteles tentang kebahagiaan dan tujuan hidup manusia. Melalui konsep ini, Aristoteles mengajak kita untuk memandang kebahagiaan sebagai sesuatu yang lebih dari sekadar kesenangan jangka pendek, tetapi sebagai pencapaian potensi tertinggi kita sebagai manusia.
Sebagai konsep yang masih relevan dalam kehidupan modern, eudaimonia mengingatkan kita akan pentingnya mengembangkan diri, hidup sesuai dengan nilai-nilai etis, dan memperhatikan kebutuhan spiritual kita. Dengan merenungkan konsep eudaimonia, kita dapat mengarahkan kehidupan kita menuju makna sejati dan kebahagiaan yang berkelanjutan