Mpu Tantular, Pengarang Serat Sihgiling: Karya Sastra Jawa Kuno yang Sarat dengan Nilai Filsafat
- Image Creator/Handoko
Malang, WISATA - Dalam panorama sastra Jawa kuno, karya-karya yang menghiasi peradaban lama Indonesia sering kali menyiratkan lebih dari sekadar cerita dan dongeng. Mereka mengandung filsafat yang mendalam, menawarkan pandangan tentang kehidupan, kemanusiaan, dan alam semesta. Salah satu karya sastra Jawa kuno yang menonjol adalah "Serat Sihgiling" yang dikarang oleh Mpu Tantular.
Siapakah Mpu Tantular?
Mpu Tantular adalah salah satu tokoh penting dalam sejarah sastra dan pemikiran Jawa. Ia hidup pada abad ke-14 Masehi di Pulau Jawa, yang saat itu merupakan pusat kebudayaan dan intelektualitas di Nusantara. Namanya terkenal karena karyanya yang monumental, terutama "Serat Sihgiling" atau "Kitab Sutasoma", sebuah karya sastra Jawa klasik yang sarat dengan nilai-nilai filsafat dan ajaran moral.
Tidak banyak yang diketahui secara pasti tentang kehidupan pribadi Mpu Tantular. Namun, karyanya menunjukkan bahwa ia adalah seorang yang sangat terpelajar dan mendalam dalam pemahaman tentang kehidupan, spiritualitas, dan filsafat. Ia mampu menggabungkan ajaran-ajaran Hindu-Buddha dengan kearifan lokal Jawa, menciptakan sebuah karya yang tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan pelajaran tentang kehidupan dan moralitas.
Selain "Serat Sihgiling", Mpu Tantular juga dikenal karena karya-karya sastra lainnya, meskipun sebagian besar dari karyanya telah hilang atau hanya tersisa dalam bentuk fragmen. Namun, warisannya tetap hidup dalam budaya Jawa dan terus memengaruhi pemikiran dan kehidupan masyarakat Jawa hingga saat ini.
Mpu Tantular adalah salah satu dari banyak tokoh sastra dan filsafat Jawa yang memberikan kontribusi besar terhadap peradaban Indonesia. Karyanya tidak hanya memperkaya khazanah sastra Indonesia, tetapi juga menjadi bahan renungan dan inspirasi bagi generasi-generasi selanjutnya. Dalam sejarah intelektual Indonesia, Mpu Tantular diakui sebagai salah satu pemikir besar yang mampu menyatukan nilai-nilai budaya lokal dengan ajaran-ajaran universal tentang kemanusiaan dan spiritualitas.
Mengapa Serat Sihgiling Menonjol?
Serat Sihgiling merupakan salah satu karya sastra Jawa kuno yang terkenal akan kedalaman pemikirannya. Karya ini tidak hanya mengisahkan cerita-cerita epik, tetapi juga sarat dengan ajaran moral dan filsafat yang mendalam. Di dalamnya, Mpu Tantular mengangkat berbagai tema universal seperti kehidupan, cinta, kematian, dan pencarian makna hidup.
Nilai-nilai Filsafat dalam Serat Sihgiling
1. Konsep Kehidupan dan Kematian: Serat Sihgiling merenungkan tentang sifat fana kehidupan manusia dan pentingnya persiapan untuk kehidupan setelah kematian. Hal ini mencerminkan pemikiran tentang karma dan reinkarnasi, yang merupakan bagian integral dari filsafat Hindu-Buddha yang memengaruhi sastra Jawa kuno.
2. Kesadaran akan Kebersamaan: Karya ini juga menyoroti pentingnya solidaritas dan kerjasama di antara manusia. Konsep "Manunggaling Kawula Gusti" atau persatuan dengan Tuhan menjadi tema sentral dalam karya Mpu Tantular, yang menekankan pentingnya mencari kesatuan dengan alam semesta dan penciptanya.
3. Pencarian Makna Hidup: Dalam Serat Sihgiling, Mpu Tantular mengajak pembaca untuk merenungkan tentang tujuan hidup dan arti keberadaan manusia di dunia ini. Hal ini mengundang pembaca untuk berpikir lebih dalam tentang eksistensi dan makna kehidupan.
Relevansi Serat Sihgiling di Abad Modern
Meskipun ditulis berabad-abad yang lalu, Serat Sihgiling tetap relevan hingga saat ini. Pesan-pesan yang terkandung di dalamnya dapat menjadi panduan bagi manusia dalam menjalani kehidupan di era modern yang kompleks. Konsep-konsep seperti karma, persatuan dengan alam, dan pencarian makna hidup tetap memiliki nilai yang tinggi bagi manusia saat ini.
Mpu Tantular dan karyanya, Serat Sihgiling, merupakan bagian tak terpisahkan dari warisan sastra dan filsafat Indonesia. Melalui karyanya yang penuh hikmat, Mpu Tantular telah mewariskan kepada kita sebuah warisan intelektual yang kaya akan nilai-nilai kebijaksanaan dan filsafat. Serat Sihgiling bukan hanya sekadar karya sastra, tetapi juga sebuah pandangan tentang kehidupan dan alam semesta yang dapat menginspirasi dan membimbing generasi-generasi selanjutnya.
Dengan demikian, karya-karya Mpu Tantular, terutama Serat Sihgiling, tetap menjadi penanda penting dalam sejarah sastra dan pemikiran Indonesia, menyiratkan warisan budaya yang tak ternilai harganya.