Karena Tumbuh Lambat, Gajah Terkecil di Dunia Berumur Lebih Panjang
- Facebook/archaeologyworldwide
Malang, WISATA – Gajah purba yang dilahirkan seukuran anak anjing ternyata hidup puluhan tahun lebih lama dari perkiraan sebelumnya. Para peneliti yang mempelajari miniatur gajah purba yang hidup di pulau-pulau Mediterania menemukan bahwa gajah tersebut bisa hidup selama lebih dari 68 tahun, usia yang sangat lama untuk mamalia seukurannya. Gajah terkecil yang pernah ada mengambil pendekatan yang santai untuk tumbuh dewasa, dengan perkembangan yang berlarut-larut hingga 15 tahun.
Meski tingginya hanya sekitar satu meter, tim ilmuwan Eropa menemukan bahwa Palaeoloxodon Falconeri tumbuh jauh lebih lambat dibandingkan kerabatnya yang modern. Gajah semak Afrika modern memasuki usia dewasa empat tahun lebih awal dibandingkan kerabatnya yang telah punah meskipun ukurannya jauh lebih besar.
Temuan mereka bertentangan dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa P. Falconeri hanya akan hidup selama 26 tahun dan menunjukkan bahwa spesies tersebut akan hidup setidaknya selama tujuh dekade dan mungkin bahkan lebih lama.
Profesor Meike Köhler, penulis utama makalah ini, mengatakan, “Secara tradisional, spesies ini dianggap memiliki perkembangan yang cepat, mencapai kematangan seksual lebih awal, dan berumur pendek. Penelitian kami mengungkapkan bahwa sejarah kehidupan gajah ini jauh lebih lambat”.
“Organisme yang tumbuh lebih lambat memiliki lebih sedikit kesalahan dalam biosintesis sehingga memperpanjang umurnya.”
Dr Victoria Herridge, yang meneliti fosil gajah di Museum dan ikut menulis makalah ini, mengatakan, “Sulit untuk mengetahui mengapa gajah-gajah ini tumbuh begitu lambat. Ada anggapan bahwa pulau-pulau tersebut memiliki sumber daya dan predator yang terbatas, sehingga di satu sisi makanan langka, namun di sisi lain, angka kematian sangat rendah.”
“Ada banyak hal yang belum kita ketahui tentang spesies ini, namun pertumbuhannya yang lambat sedikit mengubah pemikiran kita tentang bagaimana gajah ini berevolusi.”