"Kebahagiaan Sejati Hanya Bisa Ditemukan dalam Kebebasan Diri dari Keterikatan." - Yang Zhu

Tokoh Filsafat Cina
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Malang, WISATA - Yang Zhu, seorang filsuf Cina kuno, dikenal karena pandangan uniknya tentang kebahagiaan dan kebebasan. Salah satu kutipannya yang terkenal adalah: "Kebahagiaan sejati hanya bisa ditemukan dalam kebebasan diri dari keterikatan." Kutipan ini mencerminkan filosofi hidupnya yang mengedepankan kebebasan pribadi dan pembebasan dari keterikatan eksternal. Mari kita telaah lebih dalam tentang pemikiran dan warisan Yang Zhu.

Kebebasan Sejati: Menjalani Hidup Tanpa Terpengaruh Hal-hal yang Tidak Dapat Anda Kendalikan

Kehidupan dan Pemikiran Yang Zhu

Tidak banyak yang diketahui tentang kehidupan pribadi Yang Zhu, termasuk tanggal kelahiran dan kematian, tetapi ajarannya telah meninggalkan jejak yang kuat dalam sejarah filsafat Cina. Yang Zhu adalah seorang penganut egoisme etis, yang meyakini bahwa individu harus memprioritaskan kebahagiaan dan kepentingan pribadinya sendiri di atas segalanya.

Ibnu Sina hingga Al-Farabi: Para Filsuf Muslim yang Menghidupkan Kembali Pemikiran Aristoteles

Menurut Yang Zhu, kebahagiaan sejati hanya bisa ditemukan saat seseorang bebas dari keterikatan eksternal, termasuk keterikatan pada konvensi sosial, otoritas, dan norma-norma moral yang diimpor dari luar. Baginya, kebebasan merupakan kunci untuk mencapai kebahagiaan yang sejati dan memenuhi potensi individu sepenuhnya.

Filosofi "Yangism"

Jejak Pemikiran Aristoteles: Bagaimana Filsuf Muslim Mengembangkan Gagasan Sang Filsuf Yunani

Filsafat Yang Zhu, yang dikenal sebagai "Yangism", menonjolkan pentingnya memprioritaskan kepentingan dan kebahagiaan pribadi. Menurut Yang Zhu, individu harus fokus pada pencapaian kebahagiaan pribadinya tanpa terikat oleh tuntutan atau harapan dari luar. Ini berarti menolak untuk mengorbankan diri demi kepentingan sosial atau moralitas yang diimpor.

Dalam pandangan Yang Zhu, kebahagiaan dan kebebasan tidak bisa dicapai melalui pengorbanan diri atau keterikatan pada hal-hal di luar kendali individu. Sebaliknya, individu harus mengejar kepuasan pribadi dan memelihara kebebasannya sendiri, bahkan jika hal itu berarti menentang norma-norma sosial yang ada.

Halaman Selanjutnya
img_title