Mulla Sadra: Karya Utamanya dan Pengembangan aliran filsafat "Filsafat Transenden"

Mulla Sadra, juga dikenal sebagai Sadr al-Din Muhammad al-Shirazi
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Pengembangan aliran filsafat Hikmah al-Muta'aliyah

35 Kutipan dari Al-Ghazali: Dari Keraguan Filsafat Menuju Kedalaman Tasawuf yang Menyejukkan

Mulla Sadra, juga dikenal sebagai Sadr al-Din Muhammad al-Shirazi, merupakan tokoh sentral dalam pengembangan aliran filsafat Hikmah al-Muta'aliyah, yang dikenal sebagai "Filsafat Transenden". Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi bagaimana Mulla Sadra mengembangkan dan membentuk aliran filsafat ini menjadi salah satu tradisi pemikiran yang paling berpengaruh dalam sejarah filsafat Islam.

1. Pemaduan Filsafat dan Mistisisme

Syekh Abdul Qadir al-Jailani: “Jadilah seperti bumi: rendah hati namun menopang semua kehidupan.”

Salah satu ciri utama aliran Hikmah al-Muta'aliyah adalah pemaduan antara gagasan-gagasan filsafat rasional dengan pengalaman mistis yang mendalam. Mulla Sadra menggabungkan tradisi filsafat Yunani, terutama Neoplatonisme, dengan pemikiran mistisisme Islam. Ia meyakini bahwa pengetahuan tertinggi tidak hanya dapat dicapai melalui akal budi, tetapi juga melalui pengalaman langsung dengan realitas transenden.

2. Konsep Realitas Transenden

Kisah Para Sufi: Al-Ghazali, Dari Lorong Keraguan Menuju Samudra Tasawuf

Mulla Sadra mengembangkan konsep tentang realitas transenden, yang merupakan fokus utama dalam aliran Hikmah al-Muta'aliyah. Menurutnya, realitas sejati adalah realitas yang transenden atau melebihi batas-batas pengalaman manusia biasa. Realitas ini tidak dapat sepenuhnya dipahami melalui akal budi semata, tetapi memerlukan pengalaman spiritual yang mendalam untuk dicapai.

3. Doktrin Hikmah al-Muta'aliyah

Halaman Selanjutnya
img_title