Begini Kecerdasan dan Sifat Humanis Socrates seperti yang Dilukiskan Xenophon dalam Memorabilia
- Image Creator/Handoko
Malang, WISATA - Socrates, nama yang tak asing lagi dalam sejarah filsafat Barat, dikenal sebagai pemikir kritis yang gigih menantang dogma dan tradisi. Pemikirannya yang berani dan inovatif telah menginspirasi banyak filsuf ternama di kemudian hari, seperti Plato dan Aristoteles.
Salah satu sumber utama informasi tentang kehidupan dan ajaran Socrates adalah karya muridnya, Xenophon, berjudul Memorabilia. Dalam buku ini, Xenophon melukiskan Socrates sebagai sosok yang cerdas, penuh rasa ingin tahu, dan memiliki sifat humanis yang tinggi.
Kecerdasan Socrates
Socrates terkenal dengan metode dialognya yang unik, di mana ia mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang tajam dan provokatif untuk mendorong murid-muridnya berpikir kritis dan mempertanyakan asumsi mereka. Ia tidak pernah memberikan jawaban yang mudah, melainkan mendorong murid-muridnya untuk mencari jawaban mereka sendiri melalui penalaran dan diskusi yang terarah.
Contoh kecerdasan Socrates dapat dilihat dalam salah satu dialognya dengan Euthydemus, seorang pemuda yang terkenal dengan kecerdasannya. Socrates bertanya kepada Euthydemus apa yang dimaksud dengan "keberanian". Euthydemus memberikan beberapa definisi, tetapi Socrates dengan sabar menunjukkan kelemahan dalam setiap definisi tersebut. Akhirnya, Euthydemus mengakui bahwa dia tidak tahu apa arti keberanian yang sebenarnya.
Dialog ini menunjukkan bagaimana Socrates menggunakan kecerdasannya untuk membantu murid-muridnya memahami konsep-konsep yang kompleks dengan lebih baik. Ia tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga mendorong murid-muridnya untuk berpikir kritis dan mandiri.
Sifat Humanis Socrates
Socrates tidak hanya seorang pemikir yang cerdas, tetapi juga seorang yang memiliki sifat humanis yang tinggi. Ia peduli dengan kesejahteraan murid-muridnya dan selalu berusaha membantu mereka menjadi manusia yang lebih baik.
Socrates percaya bahwa kebahagiaan sejati tidak datang dari kekayaan atau ketenaran, tetapi dari pengembangan diri dan hidup sesuai dengan nilai-nilai moral. Ia mendorong murid-muridnya untuk fokus pada pengembangan karakter dan menjalani hidup yang bermakna.
Salah satu contoh sifat humanis Socrates adalah ketika ia bertemu dengan Hippias, seorang sofis yang terkenal dengan kefasihannya dalam berbicara. Hippias membual tentang pengetahuannya yang luas dan kemampuannya untuk berbicara di depan umum. Socrates kemudian bertanya kepada Hippias apa tujuan dari kefasihan berbicara. Hippias menjawab bahwa kefasihan berbicara dapat membantunya untuk mendapatkan kekayaan dan ketenaran.
Socrates tidak puas dengan jawaban Hippias. Ia kemudian menjelaskan bahwa kefasihan berbicara yang digunakan untuk mendapatkan kekayaan dan ketenaran bukanlah tujuan yang mulia. Ia mengatakan bahwa kefasihan berbicara yang digunakan untuk membantu orang lain dan membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik adalah tujuan yang jauh lebih mulia.
Dialog ini menunjukkan bagaimana Socrates selalu berusaha untuk membantu orang lain dan mendorong mereka untuk menjalani hidup yang bermakna. Ia tidak hanya peduli dengan pengembangan intelektual, tetapi juga dengan pengembangan moral.
Melalui karya Xenophon, kita dapat melihat bahwa Socrates bukan hanya seorang pemikir yang cerdas, tetapi juga seorang yang memiliki sifat humanis yang tinggi. Kecerdasan dan sifat humanisnya telah menginspirasi banyak orang throughout history, dan ajarannya masih relevan hingga saat ini.